Gak ada kopi pagi ini. Tumben. Biasanya bangun pagi karena aroma kopi yang begitu khas karena ramuan tangan koki paling yahud di dunia ini.Â
"Tak ada kopi, pagi ini? " tanya Kamdu heran campur penasaran.Â
"Tak ada! " jawab bininya sambil jalan ke dapur.Â
Kamdi jujur saja baru kali ini diambekin bini. Pantesan semalem ditoel toel tetep diem kaya pohon pisang kebun depan rumah.Â
Tapi kenapa?Â
Pertanyaan ini yang belum diketemukan jawabannya oleh Kamdi sebagai laki yang baik hati. Apakah kemarin melakukan kesalahan? Kalau kelamaan kan bisa semakin kacau dunia ini.Â
Kamdi inget Surya. Teman satu kantornya yang sekarang kerja sambilan. Tiap pagi dia bawa makanan untuk sarapan teman temannya. Dia beli makanan itu dekat rumahnya.Â
"Tumben kamu, Sur? " tanya Kamdi.Â
"Biniku minta uang belanja tambahan. "
"Masa? "
"Dia bilang pakai istilah negosiasi gaji segala. Selama ini, dia sudah bekerja dengan baik dan benar. Masa gaji tak pernah dinaikkan? "
"Begitu? "
"Heboh."
Dan bini Kamdi kenal banget dengan bininya Suryo. Jangan jangan idenya sudah ditularkan memasuki wilayah otoritasnya. Wah, bisa gawat, pikir Kamdi.Â
"Sekarang kopi saset naik lagi, " kemarin Kamdi denger bininya ngeluh gitu. Jangan jangan itu sebuah kode.Â
Tapi bagaimana merealisasikan kenaikan gaji bini? Gaji Kamdi di Kantor saja belum ada tanda tanda akan segera dinaikkan.Â
"Kita coba negosiasi gaji kita, Sur, " ajak Kamdi.Â
"Kalau kita malah dipecat? "
"Daripada dipecat bini? "
Akhirnya, Kamdi dan Surya pun tertawa begitu lepas. Hidup ini terlalu indah untuk tidak dinikmati.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H