Berpuluh tahun mengajari anak orang menjadi pintar pintar. Banyak yang menjadi pejabat. Banyak juga yang cuma jadi tukang parkir toko alfamart.Â
Tak apa.Â
Hanya saja, kadang tetap menyelusup rasa rindu pada anak. Perkawinan ku sudah diberi amanat seorang anak. Tapi hanya sampai usia 10 tahun. Kanker telah merenggutnya dari pangkuan kami berdua.Â
Ya, kini kami akan menghadapi usia pensiun berdua. Tidak ada siapa siapa.Â
"Anakmu sudah banyak. Tidak usah sedih, " hibur istriku waktu melihat aku belum bisa melupakan kematian anak satu satunya itu.Â
Dari tempat dudukku pagi itu terlihat sebuah mobil melintas. Jarang mobil melintas di depan rumah karena posisi rumahku yang berada di nyaris ujung sebuah jalan buntu.Â
"Mungkin saudara tetangga. "
Tapi mobil itu tampak mundur lagi. Dan berhenti tepat di depan rumah.Â
Beberapa orang turun dari dalam mobil. Tak ada satu pun yang kukenal.Â
"Siapa mereka? "
"Hendak apa mereka? "