Baru tadi pagi kamu bercerita tentang laki-laki yang sangat mempesona hatimu hingga kamu susah sekali melupakannya. Â Dan kau pun bertekad untuk bisa menjadi pacarnya suatu saat nanti. Â Bahkan kau sudah bayangkan menjadi istri yang disayanginya hingga kematian datang bertandang.
Malam ini, kau sudah bercerita lagi tentang laki-laki lain yang baru kamu jumpai dalam sebuah sientron di televisi. Â Katamu, laki-laki itu sangat layak untuk menjadi suami yang setia pada janji. Â Laki-laki itu pasti akan dapat kau miliki.
Aku cuma angin. Â Yang terus berjalan menyusuri mimpi-mimpimu yang semakin tak pasti. Â Dan, kamu sendiri seakan tak peduli pada setiap luka. Â Terus menerus kau berjalan dari satu luka ke luka yang lainnya. Â Terus saja kau mendamba pada sepotong kenangan lama yang sudah menjadi penanda.
Adakah yang lebih luka dari cinta?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H