Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ganjar Pranowo Pasti Menang

28 Mei 2021   05:53 Diperbarui: 28 Mei 2021   06:01 926
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ganjar Pranowo (Kompascom)

Siapa sih yang tidak muak dengan kelakuan partai partai politik di negeri ini? 

Bukannya menjadi lokomotif demokrasi, partai partai politik justru terjerembab pada penghambatan demokrasi itu sendiri.  Mana ada kedaulatan anggota dalam proses politik di dalam partai. Untuk menentukan calon bupati saja, harus seorang ketua umum yang sudah pasti tinggal di Jakarta. Tak jarang harus berseteru dengan orang daerah yang sudah berjasa pada partai di daerah itu dan sangat dicintai warga daerah itu, akan tetapi karena tidak punya jaringan kuat di Jakarta maka harus rela dikorbankan. 

Rakyat negeri ini sudah belajar banyak daru sejarah. Dan semoga tidak terjerumus pada lubang yang sama. Karena keledai pun tak pernah mengalami seperti itu. 

Jokowi tak memiliki trah biru. Tak mungkin jadi presiden jika tidak ada desakan kuat dari rakyat. Tak ada yang mau memberi jalan untuknya. 

Demikian juga dengan nasib Ganjar Pranowo. Tidak memiliki trah biru. Mirip dengan apa yang dialami Jokowi. 

Hanya saja, partai politik tempat bernaungnya sedikit memiliki perbedaan. Ketika zaman Jokowi, PDIP benar benar tak punya sosok untuk dimajukan dalam persaingan pilpres, kecuali Jokowi. Jika masih memaksa mencalonkan Mega untuk ketiga kalinya sudah pasti akan kalah. 

Sementara, generasi di bawahnya, yaitu Puan Maharani, belum memiliki kapasitas untuk maju. Jika dipaksakan juga akan kalah telak. 

Sehingga Jokowi menjadi jalan satu satunya. Sehingga aroma keterpaksaan itu begitu kentara. Bahkan hingga Jokowi sudah menjadi seorang presiden. 

Sekarang, ketika Ganjar Pranowo muncul dalam persaingan pilpres, ada Puan Maharani yang dirasa sudah siap untuk ikut maju. Sehingga, mau tak mau Ganjar harus dikorbankan. 

Persoalan ini mencuat kembali. Akan ada persaingan antara rakyat dengan partai politik. Rakyat akan menolak apa yang disajikan di meja makan oleh partai politik. Karena rakyat menginginkan menu lain. 

Jika PDI-P ngotot membuang Ganjar, maka partai partai lain yang mampu melihat peluang bersama keinginan besar rakyat, akan mengambil Ganjar Pranowo sebagai representasi perlawanan itu.  Dan jika, rakyat sudah dihadapkan dengan kejudegan partai politik, rakyat yang sudah pasti akan menang. 

Ganjar adalah representasi dari rakyat kecil yang selalu dilecehkan oleh partai partai politik yang datang kepada mereka hanya untuk mendulang suara. Setelah berkuasa rakyat ditinggalkan. 

Siapa yang bisa mengalahkan suara rakyat. Suara rakyat kan suara Tuhan. Oleh karena itu, Ganjar Pranowo pasti menang. Siapa pun yang akan menjadi lawannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun