Hanya saja, Turki terbelenggu sebagai anggota NATO. Beberapa aturan menyulitkan gerak Turki untuk membantu Palestina. Seperti pemutusan hubungan diplomatik, misalnya. Atau bahkan pengiriman pasukan atau bantuan senjata.Â
Kedua, Iran. Iran memiliki kemampuan untuk menjadi pionir dalam perjuangan menghadapi Israel. Dan selama ini, sudah dilakukan secara tidak langsung. Hanya saja, embargo terhadap negara tersebut sudah cukup menyulitkan secara ekonomi.Â
Hambatan kedua bagi Iran tentunya paham keagamaannya yang berbeda. Iran merupakan kiblat bagi penganut Syiah. Sehingga sepak terjangnya selalu memunculkan kecurigaan.Â
Negara ketiga, tentunya Indonesia. Sudah benar ketika pimpinan Hamas, Ismail Haniyeh mengirimkan surat kepada Presiden Jokowi. Surat yang memohon keaktifan Indonesia memimpin dukungan terhadap Palestina tersebut sudah menjadi petunjuk yang jelas terhadap posisi terbaik yang dimiliki negeri kita ini.Â
Seandainya ada Sadam Husen, kemungkinan nasib Palestina akan berbeda. Dan tonggak perjuangan sadam bisa diteruskan oleh Jokowi.Â
Semoga diplomasi Indonesia mampu membantu kemerdekaan Palestina.Â