Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Nasib Hutan di Hari Hutan Sedunia

21 Maret 2021   08:42 Diperbarui: 21 Maret 2021   10:42 341
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, 21 Maret, telah dinyatakan sebagai Hari Hutan Sedunia. Hari Hutan Sedunia pertama diumumkan pada tahun 2012 oleh Majelis Umum PBB. 

Bagaimana kondisi hutan pada Hari Hutan Sedunia tahun 2021 ini? 

Semua orang tahu dan faham bahwa keberadaan hutan menjadi paru-paru dunia. Prilaku tidak benar dalam mengelola hutan berarti upaya merusak kehidupan dunia. Karena tak mungkin ada kehidupan tanpa paru paru. 

Bukan hanya sebagai paru-paru dunia, hutan juga menjadi tempat bergantung hidup bagi sekitar 1,6 milyar manusia penghuni bumi. Belum dihitung makhluk hidup lainnya. 

Selain itu, hutan juga menjadi tempat hidup sekitar 2000 budaya di dunia. Tanpa hutan, berarti musnahlah 2000 budaya tersebut. 

Hutan selama ini masih menjadi arena untuk mata pencaharian. Selain itu, hutan dengan aneka ragam kehidupan hayatinya, menyimpan jutaan bahan obat obatan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan umat manusia. 

Untuk sebagian orang, hutan juga menyimpan bahan bakar yang tak pernah habis.  Bahkan tak jarang, manusia bergantung pada makanan yang ada di dalam hutan. Tak sedikit manusia yang masih tinggal dan menjaga hutan sebagai lingkungannya. 

Tapi, keserakahan manusia tak terkendali. Dunia dan isinya diciptakan Tuhan sangat mencukupi kehidupan manusia di dalamnya. Akan tetapi, dunia tak mungkin bisa mencukupi keserakahan. Meski hanya untuk satu orang. 

Jangan tanya tentang luas hutan yang dialihfungsikan.  Bahkan yang terakhir terdengar adalah Program Lumbung Pangan Nasional. Dalam program ini, pemerintah telah membuka hutan untuk ditanami singkong. 

Belum lagi rakusnya perkebunan kelapa sawit. Beribu hektare hutan telah berubah menjadi perkebunan sawit.  Keanekaragaman hayati berubah menjadi sawit semata memandang. 

Kebakaran hutan sudah menjadi peristiwa tahunan. Negeri ini belum juga mampu menghentikan kebakaran hutan yang jelas jelas merugikan lingkungan. Bahkan sampai negara jiran pun protes terhadap kiriman asap dari kebakaran hutan yang terjadi di negeri ini. 

Kelihatannya alih fungsi hutan akan terus terjadi. Sehingga peringatan Hari Hutan Sedunia pada hari ini seharusnya mampu memberikan secercah kesadaran bagi para penanggungjawab hutan untuk dengan sekuat tenaga menjaga nya. 

Banjir Kalimantan Selatan sebetulnya sudah menjadi peringatan bahaya besar menanti ketika hutan dihabisi. Akankah kita melupakan peringatan itu sehingga akan muncul peringatan yang lebih mengerikan? 

Tulisan inn belum bicara tentang pertambangan di hutan hutan yang telah merusak ekosistem hutan serusak rusaknya. Semoga kesadaran segera kembali. Sebelum kerusakan semakin dalam. 

Selamat Hari Hutan Sedunia. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun