Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencari Anies di Banjir Jakarta

20 Februari 2021   14:28 Diperbarui: 20 Februari 2021   14:30 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jawa Tengah banjir gak seru. Kalimantan Selatan banjir juga gak asik. Baru asik kalau banjir terjadi di Jakarta. Baru seru kalau banjir ada di Ibukota. 

Sampai Kamis, 18 Februari 2021 kelompok Anies Baswedan di atas angin. Kelompok kontra yang tenggelam. Bukan hanya tenggelam tentunya, karena sambil nunggu peluang. 

Kunjungan Anies ke Kampung Melayu bagaikan ledekan paling mematikan untuk kelompok kontra Anies. Seakan Anies sedang bilang, "Maaf, gak ada banjir tahun ini. Bahkan di Cipinang Melayu. Daerah yang seumur umur gak pernah gak banjir. "

Jagad medsos penuh puja puji. 

Kemudian hari Kamis Malam hujan lumayan lebat. Jumat pagi otomatis banjir. Tak seberapa. Posisi mulai berberimbang. Kelompok kontra mulai dapet momen untuk menyerang. Kelompok pro Anies masih bisa membela diri karena banjir cuma beberapa daerah yang memang menjadi langganan banget. 

Jagad maya pun ramai. Saling serang tak mungkin terhindar kan. Karena posisi nya imbang keruwetan nya menjadi tingkat dewa. 

Itulah Jakarta. 

Dan semalam hujan begitu deras dan lebat. Apa beda deras dan lebat, itu urusan Daeng.  Tulisan ini tak bermaksud ke situ. 

Kalau hujan lebat apalagi deras, Jakarta pasti menjadi kolam raksasa. Dan benar, pukul 03.00 banjir sudah menenggelamkan Jakarta.  Lebih besar dan lebih banyak yang terdampak. 

Giliran kaum kontra Anies mendapatkan momen paling yahud. Perang tak berimbang. Kelompok pro Anies yang giliran tiarap. Kelompok kontra Anies yang mengudara. 

Jakarta memang sudah menjadi medan perang tanpa akhir. Politik sudah membelah nya. Sehingga jangan berharap dapat di satukan.  

Apa pun yang terjadi di Jakarta, akan dijadikan oleh kelompok pro dan kontra Anies untuk saling tohok.  Hanya momen saja yang akan berpihak ke kelompok mana. 

Jakarta banjir memang semua akan mencari Anies. Ada yang menuduh dan ada yang membela. Mereka akan selalu ramai sendiri. Tidak pernah diketahui juga, siapa di antara mereka yang paling membantu masyarakat dalam menghadapi banjir. Dua duanya punya begitu banyak foto kegiatan baik mereka. 

Semoga ada bisa membuat nya lebih produktif. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun