Aduh, perut ini rasanya cepat laper kalo kondisi dingin dingin begini. Apa yang kita makan selalu saja cepat menguap. Kopi jelas bukan jalan keluar. Harus dipikirkan dengan keras.Â
"Ada makanan apa? " tanyaku ama bini yang baru keluar kamar mandi masih pakai handuk, dan....Â
"Gak ada. Dari tadi pagi hujan terus, gak bisa keluar keluar. "
"Sama sekali? "
"Ada susu doag. Mau? Nih, mumpung lagi kebuka. "
Ah, sial bener. Masa harus naik hari gini. Pas perut kosong juga. Tenaga kurang.Â
Tuing.Â
Otakku lari ke kisah masa lalu. Ketika masih muda dan suka naik gunung. Gunung beneran, ya. Bukan gunung kembar. Jangan ngawur.Â
Kalau lagi laper, paling pas ya bikin mie.Â
"Punya mie? "
"Mimie? "
Aduh, nih bini mancing mulu. Apa pengaruh musim ujan juga. Barusan aku lihat kucing tetangga juga ribut mulu, mungkin lagi musim kawin. Terus apa hubungannya dengan bini ku?Â
"Indomie? "
"Gak ada.'
" Kemarin beli indomie, bukan? "
"Supermie."
Ah, bukannya semua itu mie? Tapi emang bener juga sih indomie sama supermie ya beda. Cuma kebiasaan nya kan semua disebut indomie.Â
"Di mana? "
"Di atas kulkas. "
Ya, akhirnya masak mie. Makanan paling enak untuk masa masa hujan. Dimakan panas panas bareng kopi biasanya mak nyussss.Â
Ada telur tinggal dua. Udah dua duanya dimasukkan. Sudah dapat dibayangkan?Â
Aku bawa tuh mie rebus ke depan. Makan di depan biasanya lebih asik. Apalagi sambil liatin tante tante yang jalan bawa payung.Â
"Sruuuuut."
Kok aneh. Gak ada rasanya sama sekali. Mungkinkah...Â
"Tanda orang yang kena covid di antaranya adalah mulut tak bisa merasakan, " kata Jono kemarin di pos ronda.Â
Waduh. Apakah aku telah terjangkiti juga? Padahal hari hari terakhir ini rumah sakit penuh. Banyak pasien baru ditolak.Â
Bagaimana pula dengan anak-anak dan bini. Kalau aku kena, kemungkinan satu keluarga juga bisa kena?Â
Aku taruh tuh mie. Padahal baru dua sendok aku cobain. Napsu makan langsung hilang. Â Rasa lapar entah minggat ke mana.Â
"Udah tua banget sih. Masa bumbu mie masih utuh. Gak pakai bumbu? " kata biniku yang sudah pakai daster.Â
"Alhamdulillah."
"Kok alhamdulillah? "
"Kan bumbunya ketemu. Aku pikir ilang. "
Wkwkwk. Biniku ngakak.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H