Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Kenapa Kritik Novel Baswedan Dilaporkan Juga?

12 Februari 2021   06:00 Diperbarui: 12 Februari 2021   06:04 779
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cuitan Novel Baswedan dilaporkan.  Membaca berita seperti itu jadi ingat Jokowi. Jokowi pengen dikritik. Jokowi butuh dikritik. 

Selama ini bertebaran tulisan yang mencoba membedakan antara kritik dengan asal mangap. Kalau kritik sangat dibutuhkan. Kritik itu sehat. Kritik berangkat dari fakta. Sedangkan asal mangap biasanya berasal dari kebencian. 

Setuju dengan tulisan tulisan tersebut.  Karena memang negara pun butuh oposisi biar dikritik. Biar diberikan alternatif. Sehingga akan muncul jalan paling baik. 

Di sisi lain, ada manusia manusia tukang lapor. Seperti mata mata saja. Semua gerak langkah warganegara diintip. Bukan hanya diintip akan tetapi dicari cari kesalahan nya. 

Dan orang orang seperti ini, seperti nya hanya mencoba menyasar kelompok oposisi, jika bisa dikatakan begitu.  Jadi, orang orang yang sering bersuara beda dengan pemerintahan. 

Entah motifnya apa. Beberapa pengamat mengatakan bahwa motif ekonomi lebih bisa dilihat.  Mereka mencoba seakan akan membela pemerintahan dengan laporan laporan tersebut.  Padahal, mereka punya agenda tersendiri. Bisa jadi mereka justru mencoba memancing kebencian masyarakat terhadap pemerintahan dengan caranya tersebut. 

Sebagai orang yang awam hukum, mestinya hal demikian diatur jelas. Bagi orang orang yang berprofesi sebagai tukang lapor harus diberikan hukuman setimpal jika laporan yang dilakukan nya ngasal. Karena mereka juga sama gendeng nya dengan kritikus yang asal mangap. 

Kemudahan seseorang melaporkan membuat kehidupan bermasyarakat jadi tidak sehat. Negara seolah olah bebas mrmata matai warna nya sendiri. Padahal, mereka sama sekali bukan representasi negara. Bisa jadi mereka justru menghancurkan negara. 

Ketika oposisi sudah mati, masyarakat akan bicara tanpa perwakilan. Ini salah dalam mengatur negara juga. Kenapa semua partai menjadi pendukung pemerintah? 

Di sisi lain, partai juga begitu lemah. Seakan akan tak bisa hidup jika tidak bergantung pada pemerintah. Sehingga mereka enggan menjadi oposisi. Takut mati. 

Sekali lagi, polisi harus punya aturan yang jelas tentang lapor melapor ini. Jangan sampai orang yang tulus menyampaikan kritik karena kecintaan nya kepada negeri ini dibikin susah oleh kelompok pencari rente ini. Kalau mau membela negara bukan dengan dikit dikit lapor. Berpikir jernih lebih dibutuhkan. 

Polisi juga seharusnya punya aturan untuk menjerat pelapor pelapot asal ini. Apalagi pelapor yang bermotif ekonomi. 

Lebih bagus lagi jika mampu menjerat orang tertentu yang sering bermain di belakang orang orang tersebut. Biar negeri ini lebih manusiawi. 

Semoga polisi jernih dalam melihat pelaporan orang terhadap novel baswedan. Karena Bapak Presiden sendiri butuh kritik. Masa polisinya gak memahami hal ini. 

Jangan sampai pernyataan Bapak Presiden menjadi omong kosong hanya gara gara prilaku orang tak jelas yang suka lapor melapor sesuka hatinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun