Seorang yunior menemuiku. Ternyata ia ingin mengadu tentang kritik yang diterimanya di rapat kemarin pagi.Â
"Apa tidak bisa kalau ngasih kritik itu yang membangun?" gugat dia.Â
Saya katakan bahwa kritik yang membangun itu tidak ada. Semua kritik itu memang untuk menjatuhkan.Â
Rekan yunior itu salah dalam memahami sebuah kritik. Dan dia kaget dengan kritik pedas yang mungkin baru kali ini diterimanya.Â
Memang, orang sering mengatakan bahwa dia tidak alergi dengan kritik. Akan tetapi, kritik yang harus disampaikan kepadanya harus kritik yang membangun.Â
Tidak ada kritik dilontarkan untuk membangun orang yang di kritiknya. Semua kritik pada dasarnya adalah upaya menjatuhkan orang yang berbeda.Â
Persoalan ada kritik yang bisa membungkam orang yang dikritik, bisa membunuh, atau malah kritik itu membuat orang yang dikritik bangkit dan semakin tangguh, hal demikian sangat bergantung pada orang yang dikritik bukan orang yang mengkritik.Â
Jadi kesalahan berharap kritik membangun dapat dibalik menjadi membangun dengan kritik. Orang yang sedang menjabat atau sedang melaksanakan sesuatu harus bersiap untuk memperkuat ketahanan dirinya dari kritik yang datang.Â
Kritik tak mungkin dihindari. Kritik harus dimanfaatkan sebagai jalan untuk lebih baik. Tanpa kritik kita tidak akan mengetahui kelemahan kita sendiri.Â
Dari kritik kita tahu kelemahan kita, karena pengritik pasti jeli mencari kelemahan kita. Dari situlah kita memperbaiki kelemahan tersebut. Hasilnya, kita akan semakin kuat dan tahan banting.Â