Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menunggu SBY

7 Februari 2021   05:19 Diperbarui: 7 Februari 2021   05:27 398
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika AHY ikut kompetisi pilgub DKI, masih terasa banget jejak Pak SBY. Bahkan kemulusan pencalonan AHY sebagai ketua umum partai Demokrat, sebuah partai besutan bapaknya itu, juga masih kental terasa jejak Pak SBY disitu. 

Sehingga wajar jika ada keraguan terhadap kemampuan AHY sendiri untuk bisa menjalani lakon politik yang sudah pasti akan keras menerjangnya setelah dia duduk di kursi ketua umum. Bagaimana pun juga Demokrat masih cukup seksi untuk menarik petualang politik untuk menggamit nya. 

Geger kudeta di Demokrat, jelas bukan peristiwa biasa. Geger kudeta Demokrat jelas sebuah gerakan yang mencoba untuk mrnggoyang AHY oleh mereka yang merasa telah tersingkirkan selama ini. 

Keterpilihan AHY secara aklamasi memang sebagai peristiwa aklamasi lainnya, masih cukup menyimpan api dalam sekam.  Dan api itu akan membesar sewaktu waktu menunggu momen yang pas untuk kemunculannya. 

Mungkin sekarang ini sudah dirasa pas. Terutama ketika Pak SBY sudah mulai melepas AHY untuk bisa berjalan melakoni hidupnya sebagai insan politik setelah meninggalkan kariernya di bidang militer. SBY mungkin sudah merasa anaknya itu kuat untuk bertahan dari kemungkinan geger politik seperti saat ini. 

Tak mungkin sebenarnya ada keberhasilan upaya mrndongkel AHY dari Demokrat. Masih terlalu kuat pengaruh SBY di sana.  Bahkan mungkin sekarang sudah menjadi satu satunya faksi yang masih ada di Demokrat. 

Jika persoalan kudeta ini akan berlanjut dan merugikan Demokrat serta AHY, kemungkinan itulah yang baru akan mema memanggil SBY kembali turun gunung. Seperti ketika Demokrat dilanda gonjang ganjing kasus Nazaruddin-Anas. 

Bangsa ini pasti berharap Demokrat baik- baik saja. Juga berharap AHY mampu mengelola Demokrat dengan kemampuan politik yang lebih mumpuni. Sehingga orang orang sepuh seperti SBY tak perlu lagi turun gunung hanya untuk mengurusi persoalan persoalan sepele. 

Sudah waktunya generasi SBY menjadi generasi negarawan. Bersama Megawati dan juga Amin Rais. Ketika generasi tua masih mengurusi politik, maka kemandirian generasi muda akan selalu tertunda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun