Kamu menggeleng. Tapi juga tak bisa membunuh sambil menatap wajahnya. Bagaimana pun juga dia ayah dari anak-anak yang kulahirkan.Â
"Pejamkan matamu!"
"Tapi otakku gak bisa terpejam."
"Kamu copot dulu otakmu."
Dia mendekatimu. Entah bagaimana caranya, dia pelan pelan mengambil sesuatu dari kepalamu. Kamu cuma meringis karena geli. Tapi kamu kemudian kaget ketika melihat dia sedang memegang otakmu di tangannya.Â
Kamu merasa ringan. Kepala mu seakan melayang di udara lepas dari leher. Kadang kadang mendadak hinggap di tempat semula.Â
"Lakukan!"
"Tapi aku gak bisa berpikir jadinya kalau otakku kamu ambil."
Entah kenapa. Kamu merasakan ada sesuatu yang diselipkan di kepalamu. Lalu pelan pelan kamu bisa berpikir. Tapi kamu lupa bagaimana menggunakan pisau.Â
"Pisau ini untuk apa?" tanyamu pada dia.Â
Dia menjadi pusing sendiri. Ternyata dia cuma memasukkan setengah dari otakmu sehingga berpikir mu tak penuh.Â