Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Jangan Lupa Bahagia

1 Februari 2021   09:04 Diperbarui: 1 Februari 2021   09:21 188
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pagi pagi pas mau berangkat ternyata ada bercak putih kecil lumayan banyak menempel di cat mobil. Langsung saja amarah naik, gara-gara tetangga kemarin ganti plafon rumah, ada semprotan cat atau apalahyang melayang dan menempel di cat mobil ku. 

Aku gosok pakai kain tak bisa hilang. Menggunakan kuku, baru bisa copot. Tapi, persoalan nya putih putih kecil itu banyak. Sementara harus cepat pergi karena jadwal piket di sekolah. 

Akhirnya, ngedumel sendiri. Pengin ngomel ke tetangga, aku longok rumahnya masih sepi. Tahu sudah berangkat, tahu masih tertidur lelap. 

Berangkat dengan hati dongkol. Sepeda motor nyaris keserempet. Wah, gawat kalau emosi masih dipelihara juga. 

Untung teringat pengajian Gus Baha. Ajaran tauhidnya menyadarkan saya, bahwa Allah telah memberi begitu banyak kepada kita. Tapi, kita terlalu sering menganggap pemberian Allah sebagai sesuatu yang biasa. 

Pagi pagi kita masih bisa bernafas, patut disyukuri. Oksigen masih begitu melimpah, harus disyukuri. Istri sudah menyeduh kan kopi, harus segera di cicipi. 

Terlalu banyak untuk dituliskan di sini. Karena semua milik kita memang pada hakikatnya adalah milik Allah. 

Allah senang jika kita menerima kodo dan kodarnya. Ketika pagi hari, baru bangun, jangan lupa bahagia. Apa pun takdir Allah hari ini, pastilah yang terbaik. Jangan cemberut. Karena cemberut menunjukkan ada ketidakrelaan kita pada apa yang digariskan Tuhan. 

Ketika aku marah, ternyata malah nyaris tak bisa konsentrasi. Sepanjang jalan hanya ngedumel. Seakan akan dunia tidak berpihak. Seakan akan telah menjadi orang paling menderita. 

Padahal, kita masih punya dua tangan yang belum penyakitan  kita masih punya kaki yang belum dimasuki asam urat. 

Hal hal kecil kadang mengelabuhi kita untuk mensyukuri nikmat Allah yang begitu berlimpah. Kita lupa tersenyum. Kita lupa bahagia. 

Padahal, kalau aku diam kan saja tuh percikan putih putih juga tak apa. Ego dan syaitan terkadang masuk tanpa permisi. Akhirnya, membisikiku dengan itu sebagai penghinaan segala. 

Mereka lebih suka aku marah. Mungkin berantem juga dengan tetangga. Padahal nabi pernah menitahkan unatnya agar menghormati tetangga. "Barang siapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka harus menghormati tetangga".

Kalau cuma ada masalah kecil lupa, jangan lupa untuk tetap bahagia. Terlalu rugi untuk tidak bahagia. Terlalu banyak nikmat Allah yang semestinya kita syukuri. 

Selamat berbahagia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun