Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Minggu Pagi Bersama Rintik Hujan

24 Januari 2021   08:38 Diperbarui: 24 Januari 2021   09:07 249
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Minggu pagi biasanya aku sudah lari lari pagi di lapangan komplek perumahan tempatku tinggal. Apalagi saat pandemi begini, olahraga menjadi kebutuhan yang tak mungkin aku tinggalkan. Paling tidak, di setiap minggu pagi

Aduh, minggu pagi ini, hujan sudah turun dengan derasnya. Sehingga sehabis menunaikan Subuh malah bingung mau ngapain lagi. 

Ada kopi yang diseduh bini. Bersama tape goreng, orang memberi namanya Rondo Royal. Entah makanan yang asyik dimakan hangat hangat di pagi hari pada saat hujan begini dinamai Rondo Royal. Mungkin karena kehangatan yang lebih yang diberikannya melebihi kehangatan kopi. 

Koran pagi belum datang. Mungkin malah datangnya agak siang, jadi tambah gabut lagi. Gak jelas mau ngapain. 

Eh, mendadak terlintas tulisanku di Kompasiana kemarin. Tentang Morning Sex. Aku lihat istriku yang juga gabut. 

Inspirasi pun datang. Emang Tuhan tak pernah menciptakan sesuatu dengan percuma. Hujan pagi ini pun kutangkap maknanya. Pada daster istri yang mulai agak longgar itu. 

Ketika aku berita tanda, ternyata dia juga sedang menginginkan nya. Ya, sudah kita isi cerita minggu pagi yang hujan ini dengan cerita berdua saja. Biasanya selalu lebih asik daripada sebuah cerita dibikin sendiri. 

Anak anak juga sudah tidur lagi sehabis Subuh. Sehingga benar benar hanya suara hujan yang memenuhi gendang telingaku. 

Minggu pagi, dengan hujan yang begitu deras, bukan sebuah cerita payah. Justru bisa kita bikin jadi renyah. Jadi, kenapa kita kadang masih suka dengan keluh kesah? 

Daripada cerita ku hilang begitu saja, aku tulis saja dalam diary ini. Suatu saat bisa kubaca lagi. Mungkin dibaca saat sendirian. Atau mungkin malah dibaca berduaan. 

Sejarah bukanlah untuk mereka yang dibilang orang orang besar belaka. Kita juga bisa bikin sejarahnya sendiri. Sejarah paling pribadi. 

Dan segala yang kita Terima jangan lupa disyukuri. Termasuk hujan di minggu pagi ini. Juga bersyukur karena disaat hujan pagi pagi di samping ada bini. Coba bayangkan, begitu menderita nya kaum jomlo di minggu pagi yang hujan ini. 

Semoga para jomlo segera menemukan sebagian jiwanya segera. Sebelum hujan di minggu pagi mengulang sejarah kelam bagi mereka seperti saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun