Sebaik-baik nya orang suka ngomong, lebih baik orang yang bekerja. Anggota DPR digaji untuk ngomong, katanya. Tapi kalau setiap tahun selalu gagal dalam menyelesaikan Undang Undang, tetap saja dianggap belum bekerja.Â
Risma memang mirip Jokowi. Sehingga banyak masyarakat yang senang. Tak terlalu banyak omong, lebih banyak bekerja. Tidak suka duduk di balik meja, lebih baik turun ke lapangan saja.Â
Terlalu banyak persoalan harus diselesaikan, bukan untuk diomongkan semata. Para pengamat saja yang harus dibiarkan ngomong. Birokrat harus bekerja. Apalagi politikus.Â
Ketika baru di lantik, Risma langsung melihat ada tuna wisma, dia pasti peduli pada mereka. Risma pasti ingin bekerja. Membuat tuna wisma tak lagi tuna. Bukan pencitraan. Apalagi serangan.Â
Kalau dianggap serangan, bekerja ada serangan bagi produsen kata kata. Karena bekerja dapat meruntuhkan keindahan kata kata. Bekerja adalah berbicara keras tanpa kata kata.Â
Maka, mereka yang punya kata kata akan cenderung berisik. Cenderung mengusik. Bukan untuk sebuah kebaikan. Apalagi untuk kebaikan kita. Berisik tukang jual kata kata hanya untuk menyelamatkan profesinya belaka. Karena produsen kata kata juga profesi yang banyak disuka.Â
Ketika ada bencana. Di Sulawesi Barat, Kalimantan Selatan, Jawa Timur, Sumedang, Risma tinggalkan Jakarta. Karena ada kerja yang lebih harus didahulukan. Kerja yang tanpa harus dipoles dengan kata-kata. Kerja yang seolah olah kerja.Â
Orang-orang seperti Jokowi. Orang-orang seperti Risma. Adalah orang orang yang sangat dibutuhkan oleh negeri ini. Bukan bualan maling lobster yang sok membela negeri ini tapi dia kangkangi bagai cukong dalam puisi Rendra. Bukan penasihat tentang korupsi yang tertangkap korupsi. Justru uang para papa.Â
Perempuan biasanya kalo bekerja lebih sungguh sungguh. Perempuan biasanya kalo bekerja sambil membawa nurani. Maka, perempuan yang satu ini membawa pula harapan kita semua.Â
Kerja tak akan mengkhianati hasil. Semoga kemensos di bawah Risma benar benar akan menjadi kementerian sosial. Bukan cuma kumpulan birokrat tanpa jiwa sosial seperti birokrat birokrat di tempat lainnya. Kementerian sosial harus menambahkan satu poin sarat jika seorang akan masuk ke dalam nya. Harus memiliki jiwa sosial.Â