"Biasa ya. "
"Siap bos. "
Tiba-tiba ada seorang perempuan masih lumayan muda. Mungkin usia 35 tahun. Usia paling ranum untuk seorang perempuan. Sudah dewasa. Sekaligus masih belum penuh meninggalkan kecerian nya. Biasanya laki-laki paling demen yang begini.Â
Dia menangis.Â
Disampingnya ada seorang anak kecil. Tangannya digandeng. Ada sendu di wajah anak itu juga.Â
Pasti korban perselingkuhan.Â
Walaupun aku laki-laki, tapi aku paling benci perselingkuhan. Tak tahu diuntung laki-laki itu. Maunya diraih semua. Walaupun sudah pasti tak akan mampu.Â
"Maaf, Bu, kenapa ibu menangis? "
Aku yakin dia akan menceritakan perselingkuhan suaminya. Kemudian suaminya pergi bersama perempuan itu dengan meninggalkan seorang anak kecil.Â
Aku coba menawarkan padanya untuk ngopi di kafe yang tak jauh dari taman itu.Â
"Aku yang ketahuan selingkuh. Suamiku marah. Dan aku diusir dari rumah. "