Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Repatriasi Benda Bersejarah

12 Januari 2021   08:37 Diperbarui: 12 Januari 2021   08:38 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah bangsa terbentuk dalam sejarah yang sangat panjang. Identitas sebuah bangsa dapat ditelusuri dalam rangkaian sejarahnya yang kadang penuh dengan darah. 

Benda benda sejarah dapat dijadikan jejak untuk menelusuri perjalanan panjang sejarah bangsa.  Dan penelusuran tersebut harus dilakukan untuk menjadi sumber tenaga untuk menghadapi masa depan. 

Indonesia sendiri memiliki berbagai macam benda bersejarah yang menjadi jejak perjalanan panjang hingga kini. Kita bisa melihat kebesaran sejarah bangsa kita dari benda benda bersejarah yang kita miliki. 

Benda sejarah bangsa Indonesia ternyata tidak semua ada dan dimiliki oleh negara. Pada masa penjajahan Belanda, banyak benda benda sejarah yang diangkut ke negara Belanda. 

Pengangkutan benda benda bersejarah punya kita ke negeri kincir angin tentunya tanpa seizin kita. Waktu itu kita memang dijajah sehingga kita tak mungkin melakukan perlawanan ketika benda benda itu harus lepas dari tangan. 

Bersama diangkutnya benda benda sejarah milik kita ke negeri Belanda, tentunya ada yang hilang bagian dari sejarah kita.  Kita sulit menelusuri sejarah kita sendiri. 

Kabar gembira datang juga. Benda benda sejarah milik kita yang dulu diangkut ke negeri Belanda akan segera dikembalikan. Istilah kerennya akan direpatriasi. 

Kita akan kembali memiliki jejak sejarah kita itu. Kita akan kembali dapat menelusuri jalan panjang hidup negeri kita hingga saat ini. 

Persoalan yang muncul ketika benda benda bersejarah akan dikembalikan ke tempat asal muasal nya adalah kesiapan kita sendiri dalam pengelolaan nya. Masih ingatkan bagaimana serunya kita menghadapi Malaysia dalam banyak hal tentang kekayaan budaya negeri ini? 

Kita terkadang tak peduli kekayaan yang kita miliki. Apa yang kita punya kita biarkan begitu saja. Padahal memiliki nilai yang tak bernilai harganya. 

Kita sering kaget ketika kekayaan yang kita miliki mulai di serobot orang lain.  Kita baru sadar ingin mengelola apa yang kita miliki justru ketika ada orang lain yang nakal saja. Bisa jadi akan terlantar lagi ketika ontran ontran di tempat lain tak lagi ada. 

Demikian juga dengan benda benda sejarah milik kita yang selama ini justru dikelola dengan baik oleh Belanda. Akan tetap dikelola dengan baikkah jika benda benda tu kemudian dikembalikan ke pemilik aslinya? 

Itulah tugas kita semua. Kita harus menyiapkan banyak hal agar pengembalian atau repatriasi tersebut tidak percuma, apalagi malah membahayakan benda sejarah itu sendiri. Jangan direpatriasi jika kita belum siap dengan pengelolaan yang baik. Jangan sampai ketika sudah sampai di Indonesia malah hilang dicuri orang seperti kejadian di sebuah musium di Jogja lalu. 

Mari kita kelola benda sejarah sebagai jejak perjalanan bangsa dengan baik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun