Dan tidak dari kehidupan "
Pendidikan harusnya menjadi arena seorang anak untuk berpikir kritis. Berpikir kritis tentang apa? Tentu berpikir kritis tentang kehidupan yang dijalaninya.Â
Ketika seorang anak lulus SMA dan melihat seonggok jagung di kamarnya, seharusnya dia berpikir kritis tentang jagung tersebut. Mau diapakan itu jagung. Jika anak tersebut sudah belajar berpikir kritis di sekolah nya, maka dia akan langsung mengolah jagung tersebut menjadi produk yang bermanfaat.Â
Bukan malah bengong sambil menyesali diri yang belum dapat kerja sebagai butuh pabrik setelah 12 tahun sekolah. Hanya karena sekolah yang dia ikuti hanya berkutat dengan teori teori kosong dalam buku.Â
"Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalan? "
Rendra berharap pendidikan berpangkal soal dari kenyataan hidup yang memiliki begitu banyak persoalan yang menanti untuk diselesaikan.
Ruang ruang kelas harus menghadirkan persoalan persoalan di masyarakat untuk dibedah dan dianalisis. Kemudian dicari larik lajur jalan keluar yang memungkinkan untuk mengatasi nya.Â
Itulah pendidikan kritis. Pendidikan yang bermuasal dari persoalan di kehidupan nyata. Sikap kritis terhadap kenyataan kehidupan akan menjadikan peserta didik akrab. Pendidikan bukanlah sebuah menara gading. Pendidikan adalah pemecahan berbagai persoalan.Â
Semoga hal ini menjadi kesadaran bersama.Â