Tulisan Alissa Wahid di Kompas hari ini membangkitkan kembali ingatan saya atas jasa kyai kampung dalam hidup saya. Â Tulisan Alissa Wahid tentang Kyai Nur Aziz yang membela perani yang bukan saja hendak dirampas tanahnya, tapi juga dirampas kehidupannya.Â
Petani petani di kampung itu jelas manusia sederhana yang tak pernah berpikiran muluk muluk tentang dunia. Â Kehidupan mereka adalah kehidupan desa yang dibayangi akan kehidupan setelah kematian.
Mereka hanya menumpang mampir sehingga tak ada kehidupan yang lebih dari yang tingkat paling minimal. Bisa makan dan bisa beribadah dengan tenang.Â
Ketika tanah yang digarap puluhan tahun diambil perusahaan yang kadang juga tak pernah jelas pangkalnya, mereka merasa dirampas kehidupannya. Mereka seakan disuruh mati sebelum waktunya. Jadi, mereka berjuang bukan untuk kemewahan. Mereka berjuang karena demi kehidupannya yang sudah berada di posisi paling minimal.Â
Posisi Kyai kampung begitu menentukan. Kyai kampung bukan saja orang yang memberikan arah jalan menuju dunia nanti yang lebih baik, tapi juga membela kehidupan yang hendak dilenyapkan. Â Mereka akan langsung terenyuh hatinya yang penuh kasih sayang kepada siapa pun yang teraniaya.Â
Negara ada di mana? Apakah negara cuma bisa berdiri di atad kertad kertad formalitas ketika justru kertad kertas itu akan membunuh warga negara yang seharusnya, berdasarkan amanah konstitusi, dijaga dan dilindungi?Â
Kyai Aziz tidak sedang mencari keuntungan dunia. Kyai Aziz sedang terusik nuraninya melihat kemanusiaan dilecehkan di negara Pancasila.Â
Tapi, Kyai Aziz justru dikriminalisasi. Â Orang orang kampung yang dibelanya tak sedang berharap limpahan kehidupan dunia. Sama sekali tidak. Mereka hanya ingin hidup sederhana di posisi paling minimal sekali pun. Mereka toh tak pernah bergelimang dengan tanah yang hanya cukup untuk hidup itu.Â
Untung masih ada Presiden Jokowi yang memberinya grasi. Ketika pengadilan telah kehilangan sesuatu yang seharusnya menjadi jiwa dan mesti mati matian dijaganya. Seolah-olah kemanusiaan tak lagi diperhatikan.Â
Kyai Aziz hanyalah satu orang di antara ribuan Kyai kampung yang telah begitu besar untuk negeri ini. Â Mereka lah yang selama ini menjadi obot kehidupan di kampung ke kampung nanti jauh di ujung negeri. Ketika negara belum mampu dan belum mau menengok apa yang seharusnya menjadi kewajiban.Â