Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Jangan Bilang Kita Berbahasa Satu

7 Oktober 2020   19:53 Diperbarui: 7 Oktober 2020   20:01 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berbeda dengan sumpah pemuda yang pertama dan kedua, yang menyatakan bahwa kita bertumpah darah yang satu dan berbangsa yang satu, dalam ikrar sumpah pemuda ketiga hal berbahasa, kita menjunjung bahasa persatuan. Ada perbedaan mendasar di sini tetapi sering dilupakan. 

Apa arti kita ikrar menjungjung bahasa persatuan dan bukan menyatakan bahwa kita berbahasa satu tersebut? 

Artinya, kita masih mengakui keberadaan bahasa daerah sebagai bahasa yang harus dikembangkan.  Bukan dibiarkan apalagi dimatikan. 

Bahasa daerah adalah aset budaya yang harus dijaga. Keberadaan bahasa Indonesia bukan untuk mematikan bahasa daerah. Sama sekali, bukan. 

Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk menjaga dan melestarikan bahasa daerah agar tetap hidup.  Dengan berbagai cara. 

Pertama,  dengan mempertahankan sastra daerah. Tak mungkin sebuah bahasa akan abadi jika bahasa daerah tidak memiliki karya sastra berbahasa daerah tersebut. 

Untuk pembelajaran di SD, terutama di kelas rendah, sekolah sudah seharusnya diwajibkan untuk menggunakan sastra berbahasa daerah setempat.  Penggunaan karya sastra berbahasa daerah setempat atau bahasa ibu akan mengakrabkan siswa dengan lingkungan nya. 

Selain mendorong dan memberikan subsidi untuk penerbitan buku-buku sastra daerah, pemerintah juga diharapkan memberikan subsidi untuk kehidupan majalah majalah berbahasa daerah. Dengan majalah yang dikelola dengan baik, bahasa daerah akan terus terjaga. 

Kedua, pengkamusan bahasa daerah. Banyak kosa kata yang hilang ditelan zaman. Dengan semakin merasuk nya televisi ke daerah daerah, akan semakin mendesak bahasa daerah diganti oleh kosa kata yang dirasa modern atau njakartai.  

Pengamusan setiap bahasa daerah akan membuat bahasa daerah tetap terjaga dengan baik. Paling tidak, ada sebuah rujukan dalam berbahasa daerah. 

Ketiga, mendorong pembuatan film film berbahasa daerah. Jika pemerintah mampu mendorong sineas sineas daerah untuk berlomba membuat film berlatarbelakang daerah nya dan juga menggunakan bahasa daerahnya, akan terjadi kecintaan lebih dari generasi muda daerah terhadap bahasa daerah nya. 

Film memang menjadi sarana paling efektif untuk menumbuhkan kecintaan dan kebanggaan generasi muda akan pon tensi yang ada di daerah nya. Contoh paling anyar tentunya film pendek yang baru baru ini viral. Berbahasa jawa dan hampir semua orang memujinya. 

Keempat, penelitian.  Bahasa bahasa di Papua sudah hilang saparuhnya.  Pasti ada penyebabnya.  Dan penelitian penelitian kebahasaan diharapkan mampu menemukan penyebab. Disamping, menemukan solusi yang dibutuhkan untuk terus melanggengkan bahasa daerah. 

Bahasa Indonesia hadir sebagai bahasa persatuan di negeri ini. Berkat bahasa persatuan inilah salah satunya, yang menjadikan negeri ini sulit dicabik. 

Dan kehadiran bahasa Indonesia bukan ancaman bagi bahasa daerah. Bahasa Indonesia dan bahasa daerah harud selalu kita jaga. Itulah kekayaan kita. 

"Selamat Berbulan Bahasa 2020".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun