Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Fortuner Baru Cuma 200 Juta, Mau?

29 September 2020   13:44 Diperbarui: 29 September 2020   14:22 13686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bapak dan ibu yang mau beli mobil, apa pun mobilnya, harap sabar sebentar. Karena harga mobil tinggal separuhnya saja. Contohnya, harga Toyota Fortuner 4x2 2.7 SRZ A/T BSN harganya cuma 200 jutaan. 

Pasti banyak yang akan memborong mobil nih. Tapi, karena memang kondisi korona dan dampaknya cukup dalam bagi perekonomian, bisa juga pada cuek dengan harga mobil yang tinggal setengah nya itu. Buat makan saja, susah! 

Terus, kapan kabar gembira ini harus ditunggu dengan sabar? 

Kabar dari Kemenperin memang sedang berupa meniadakan pajak mobil baru. Tentu nya untuk menggairahkan industri otomotif yang terdera korona hingga pada kolaps semua. 

Jika usulan dan upaya kemenperin terealisasikan. Pada saat itulah harga mobil baru langsung terpangkas menjadi setengahnya. Harga Toyota Fortuner di atas, saat ini masih di atas 500 jutaan. 

Mungkin kiamat bagi para penjual mobil bekas. Kalau mobil baru berharga hanya setengahnya, maka dapat dibayangkan juga seberapa terpangkas nya harga mobil bekas. 

Daripada nanti kaget, mendingan mulai sekarang sudah berhitung. Mobil apa yang paling pas untuk WFO sehingga tak perlu naik mobil umum yang katanya sudah menjadi klaster korona. 

Dan, jangan lupa juga berdo'a semoga semua ini terealisasikan. Walaupun mungkin nanti jalanan akan semakin jelas menjadi tempat parkir terpanjang di kala pagi dan sore hari. 

Tak usah dipikirkan lah yang demikian. Bisa juga, kan gantian dengan teman ketika pergi ke kantor. Yang penting bisa lebaran ke kampung lebih nyaman. Dan bisa nunjukin kalau sudah berhasil kerja di kota. 

Semua akan bangga. Iya, kan? 

Sebelum mimpi dilarang, memang kita sebaiknya bermimpi. Karena semua kenyataan berangkat dari mimpi toh? 

Cuma hati hati, jangan ngutang lagi. Ntar utang menumpuk, idup lu jadi kurang bahagia. Hidup cuma sekali jeh. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun