Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Anakku, Tetangga, dan Maling

21 September 2020   15:35 Diperbarui: 21 September 2020   15:45 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah dua hari jendela kamar depan rusak. Awalnya, memang sudah rayapan. Ketika aku sedang memindahkan kursi, secara tak sengaja kursi itu menghajar sisi luar jendela. Langsung goyah. Cukup disenggol sedikit juga pasti akan rontok. 

Kamar depan memang tak ada yang menghuni nya. Dulu, dihuni abakku mbarep. Tapi karena dia kuliah di kota lain, terus kemudian bekerja di kota itu, akhirnya kamar itu kosong. 

Untung jendela yang rusak yang ke arah samping.  Orang tak akan tahu jika jendela itu rusak jika dia hanya lewat di gang depan rumah saja. 

"Jendela nya kenapa belum dibenerin, Pak? " tanya anak keduaku saat melihat jendela rusak itu dua hari aku diamkan saja. 

Entah kenapa, padahal jika saya membenarkan pasti gak nyampe meyita waktu sehari.  Walaupun bukan tukang, tapi kalau cuma benerin jendela rusak sih bisalah. 

"Nanti lah, " jawabku malas. 

"Keburu nanti ada maling yang tahu, Pak. "

Aku diam saja duduk di teras. 

"Jendelanya belum diperbaiki juga, Pak, " giliran Kamdi tetangga rumahmu mengingatkan. 

"Belum sempat, Pak Kamdi, " jawabku pura-pura sibuk. 

"Gak takut ada maling lewat situ? "

Aku hanya tersenyum. 

Malam lewat begitu saja. Seperti biasa. Hanya saja hujan lumayan lebat semalam. 

Pertama tama, anakku yang berteriak kaget karena laptop di atas meja tengah sudah tak ada pagi itu. 

Kemudian istriku juga teriak kehilangan mesin penyedot debu. Dan televisi juga sudah raib. 

Pas aku lihat kamar depan, jendelanya sudah bolong. Ya, maling itu masuk melalui jendela itu. 

Terpaksa lapor polisi. 

"Sebetulnya anak saya sudah mengingatkan sih pak. Anak saya itu hebat, bisa melihat kmungkinan maling masuk rumah dari jendela yang belum sempat aku betulkan itu, " jawabku bersemangat. 

Terus... 

"Tapi aku curiga sama tetangga ku. Dia juga tahu jendela kamar ku rusak. Jangan jangan dia yang malingnya. "

"Tetangga Bapak juga mengingatkan bapak seperti anak bapak? " tanya polisi mulai bingung. 

"Iya. Tapi mungkin hanya kamuflase saja. Padahal dia malingnya. "

Laporan sudah dicatat. Sekarang bapak boleh pulang. 

Aku tersenyum. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun