Berharap ada regenerasi memang wajar. Â Setiap pemimpin, baik negara maupun perusahaan harus bersiap untuk digantikan. Pengganti sudah seharusnya lebih muda dan lebih baik.Â
Tahun 2024 juga akan terjadi suksesi di negeri ini. Presiden Jokowi sendiri tidak bisa maju lagi karena konstitusi hanya memberikan kesempatan dua kali saja. Dan Jokowi sudah yang kedua kalinya.Â
Harus bersiap siap menggantikan Jokowi sebagai presiden. Harus bersiap siap memimpin negara dengan jumlah penduduk yang nyaris 300 juta jiwa.Â
Pemimpin yang baik bukanlah pemimpin karbitan. Pemimpin yang baik harus sudah teruji. Pemimpin yang baik harus berani merangkak. Dari tingkat yang paling bawah.Â
Ujian akan mendorong seorang pemimpin naik dan naik lagi posisi nya. Â Ibaratnya, seorang bupati atau wali kota yang berhasil dalam memimpin kota atau kabupaten nya, yang berhak menuju kursi gubernur. Gubernur yang mampu membawa provinsi nya lebih baik selama kepemimpinan nya yang berhak maju mencalonkan diri menjadi presiden.Â
Jangan sampai kita memilih calon gubernur yang pernah gagal menjadi bupati atau walikota. Jangan juga kita memilih calon presiden yang jelas jelas sudah gagal ketika menjadi gubernur.Â
Ya, seorang menteri bukan jabatan politik yang teruji. Â Seorang menteri hanyalah orang yang ditunjuk. Kadang-kadang mereka tak mampu untuk melakukan itu, akan tetapi karena punya daya tawar tinggi sehingga bisa mendapatkan kursi tersebut.Â
Kembali ke laptop.Â
Calon presiden pengganti Jokowi memang seharusnya gubernur atau bekas gubernur yang berhasil membangun provinsi yang dipimpin nya. Â Dari sekian gubernur di negeri ini, siapa saja yang layak muncul menuju kepemimpinan nasional?Â
Sesuai dengan urutan foto, pertama, Anies Baswedan. Pernah muncar nama nya ketika diangkat menjadi mendiknas dalam kabinet Jokowi. Keberhasilan dalam program seperti "guru mengajar" memang layak diapresiasi.Â
Sayangnya kemudian dia terkena resuffle kabinet. Sehingga namanya ikut tenggelam. Dan baru muncul kembali ketika Gerindra mencalonkan nya sebagai gubernur DKI Jakarta.Â
Hanya saja, posisi nya ketika menjadi gubernur Jakarta terlalu ke kanan sehingga dukungan untuk menuju RI lumayan berat juga.Â
Kedua, Ganjar Pranowo. Sama seperti Anies Baswedan, Ganjar belum pernah menjadi bupati atau walikota. Ganjar langsung duduk sebagai gubernur setelah sebelumnya aktif di Senayan.Â
Ganjar merupakan kader PDIP yang selalu patuh kepada partai nya. Tak pernah terdengar ada friksi dengan partai. Orang nya memang terlihat kalem. Â Apalagi keseharian nya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Tidak pernah jaim. Twitter nya selalu aktif menyapa warga Jawa Tengah. Bahkan beberapa persoalan diselesaikan walaupun laporan masyarakat Jawa Tengah melalui medsos doang.Â
Ketiga, Ridwan Kamil. Inilah yang paling lengkap. Ridwan Kamil meniti karier politiknya mulai dari jabatan walikota di kota terbesar di Jawa Barat. Â Keberhasilan memimpin kota Bandung tersebut yang membuat Kang Emil, panggilan akrabnya, kemudian dipilih warga Jabar untuk mempimpin provinsi yang pertambahan jumlah penduduk paling cepat ini.Â
Dibandingkan Aines yang sering memunculkan kontroversi dan Ganjar yang aktif menyapa warganya, Kang Emil lebih kalem dan agak jaim.Â
Itulah, sekilas info tiga calon pemimpin negeri ini. Mari kita cermati terus gerak gerik mereka bertiga. Dan tentunya juga kadar keberhasilannya dalam membangun provinsi mereka masing-masing.Â
Jangan pilih orang gagal. Kalau di provinsi saja gagal, masa mau disuruh menggagalkan negara?Â
Usia mereka bertiga juga hampir sepantaran. Yang jelas, ketiganya lebih muda dari presiden yang sekarang.Â
Kalau mereka yang nebeng nama sebagai menteri sebaiknya dilupakan saja. Â Kepemimpinan politiknya masih diragukan.Â
Demikian ulasan pagi ini. Semoga bermanfaat. Tak bermanfaat juga tak apa apa.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI