Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kisah Asmara Guru dengan Murid (The Untold Stories)

15 September 2020   05:25 Diperbarui: 15 September 2020   05:39 788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film Guru Gokil, Kompascom

Kalau di sekolah, bukan asmara sekantor, tapi asmara Guru dengan murid.  Dan cerita kisah cinta Guru dengan murid banyak sekali. Tapi memang tidak terekspos keluar. 

Ya, Guru juga manusia. Punya rasa dan punya cinta. Kan tak salah kalau seorang guru juga terserang panah asmara. 

Murid juga manusia.  Punya cinta untuk lawan jenisnya. Tak peduli kepada siapa. Panah asmara memang lebih sering buta.  Melayang semau mau dia. 

Jika sekarang, guru itu harus S1. Maka jarak usia guru dengan murid memang agak jauh. Walaupun tak jauh jauh amat. Dan asmara terkadang tidak pernah memperhitungkan jarak usia. Dia hadir begitu saja. 

Biasanya memang antara guru laki laki dengan siswi perempuan. Tak pernah mendengar ada asmara guru perempuan dengan murid laki-lakinya. 

Ada banyak terjadi. Jika gurunya masih bujangan. Tak masalah. Karena mereka memang jodoh.  Bermasalah jika gurunya sudah punya anak bini. 

Jenis pertama, kira kira ada 4 teman guruku yang melakoninya. Mereka rata rata lebih senior dariku. Karena mereka dulu cuma tamatan pgslp. Jangan tanya singkatan nya. Lupa. Yang jelas pgslp hanya setahun setamat SMA. Sehingga perbedaan usia antara guru dan murid relatif hanya 4 - 6 tahun. Perbedaan usia yang ideal untuk sebuah pasangan hidup. 

Memang tidak langsung dinikahi setelah tamat SMP. Ada yang sabar menunggu hingga tamat SMA. Ada juga yang setia menunggu hingga sarjana. 

Alhamdulillah mereka langgeng. Hingga punya anak cucu. Sampai gurunya juga pensiun. 

Yang repot adalah golongan kedua. Guru yang sudah beranak bini. Ada juga yang seperti ini. Tapi, biasanya berakhir menyedihkan. 

Jika peringatan demi peringatan tak mempan, maka guru pun akan dipindahkan. Kadang ke tempat terpencil. Terpisah dari anak bini. 

Sebagai guru laki-laki, susahnya ketika menjadi guru idola. Semua anak dekat. Laki-laki juga perempuan. Nah, dari sekian anak yang mengidolakan terkadang ada anak yang beda. Karena ternyata dia juga mencintainya. Repot kan? 

Jika gurunya normal dan waras. Anak tersebut akan dibimbing ke jalan yang baik. Karena, biasanya anak yang demikian memiliki persoalan tersendiri. 

Akan tetapi, jika gurunya memiliki moral tipis, kadang malah dimanfaatkan. Sebagai guru kadang kami saling mengingatkan. Kadang ada saja yang terperosok. Mungkin setan lebih lihai menggoda nya. 

Untung juga saya mengajar di SMP. Anak anaknya masih anak anak banget. Berbeda jika mengajar di SMK yang kebetulan siswinya lebih banyak. Kisah asmara nya lebih seru. 

Malam malam ada yang mengetuk pintu kos saya. Saya masih bujangan sehingga saya ngekos tak jauh dari sekolah. 

Ketika saya buka, berdiri sambil menangis salah seorang murid saya ( panggil saja, bunga). Ketika saya buka pintu, Bunga langsung saja masuk.  Memeluk saya dengan tangis yang belum berhenti. 

Saya bingung juga harus bagaimana. Bunga itu siswa tercantik di kelas yang kebetulan saya sebagai wali kelas nya. Kadang ketika mengajar, saya sering melirik wajah ayunya itu. 

Sekarang Bunga ada di kamar kos saya. Hanya berdua. Dan dia seperti nya sudah pasrah terhadap saya. Lalu, sebagai seorang guru, haruskah saya memanfaatkan kesempatan ini? 

Moralitas saya menolak untuk memanfaatkan kesempatan itu. Setelah saya tanya, ternyata Bunga sedang bermasalah dengan keluarga nya.  Sehingga kabur dari rumah. Ketika Bunga bingung hendak kabur ke mana, yang terpikir hanya ke rumah kos saya. 

Akhirnya saya tidur di pos ronda. Kemudian saya selesaikan masalah Bunga dengan keluarga nya besok pagi nya. 

"Sekarang Bunga di mana? " tanyaku pada guru teman sejawatku yang punya cerita di atas. 

Dia tertawa ngakak. "Sekarang ya menjadi ibu dari anak-anak ku lah. "

Itulah cerita asmara guru dengan muridnya. Masih banyak cerita lain. Kapan kapan aku cerita kan juga. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun