Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Humor Pilihan

Seandainya Anies Mengikuti Kamdi, Jakarta Tak Perlu PSBB

12 September 2020   12:58 Diperbarui: 12 September 2020   12:52 325
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kamdi sudah jadi ustad. Sekarang tinggal di Musola karena Kamdi tak bisa lagi bayar kontrakan sejak korona. Yang punya kontrakan tidak masalah Kamdi ngutang bayar kontrakan, tapi Kamdi tak mau punya utang. Takut mendadak mati terus masih punya utang. Bisa terjauh kan dari Surga yang selama ini dirindukan nya. 

Akhirnya, Kamdi tinggal di musola. Sekalian menjadi marbot musola kecil yang ada di gang sempit itu. Apalagi Kamdi tak mungkin berdagang sate kikil keliling kampung. 

Bacaan Kamdi tidak bagus bagus amat, tapi jika ustad Somad berhalangan ke Musola, hanya Kamdi yang bisa dan berani menggantikan beliau sebagai imam solat jama'ah. 

Belum semua memanggil Kamdi sebagai ustad, tapi kopiah hitam yang selalu nungging di kepala Kamdi membuat Kamdi semakin percaya diri sebagai ustad.  

Sebagai seorang ustad, Kamdi selalu mendukung program pak erte sebagai representasi pemerintah. Ketika pak erte menganjurkan seluruh warga memakai masker dan jaga jarak, ustad Kamdi selalu melakukan hal tersebut, di mana pun dia berada. 

Bahkan di depan musola disediakan tempat cuci tangan hasil karya Kamdi. Sehingga orang yang hendak solat pun harus cuci tangan terlebih dahulu. 

Bukan tanpa masalah. Kamdi yang selalu ngomel jika ada orang yang masuk musola tanpa cuci tangan, atau datang ke musola tanpa masker, malah diledek sama anak anak. Kalau orang tua sih cuek saja terhadap ocehan ustad Kamdi. 

"Korona takut ke sini, " kata Pak Salikin. 

"Iya, wajah kamu kan sudah menakutkan, Mdi, " tambah Falihin. 

"Santai saja, Ustad. Korona sudah gue tendang tadi, " tambah anak anak sambil tertawa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun