Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anakku Jangan Seperti Aku

27 Agustus 2020   12:28 Diperbarui: 27 Agustus 2020   13:14 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merindu haji? Sebagai seorang muslim, walaupun tidak terlalu taat benar, keinginan untuk pergi mengunjungi Baitullah adalah mimpi yang tak pernah surut sampai kapan pun. 

Ibu sudah mendaftarkan diri untuk ke Baitullah sejak 2012 dan hingga kini belum juga mendapatkan nomor keberangkatan. Padahal usia ibuku sudah lebih dari 75 tahun.  Jika tahun ini tak ada keberangkatan haji, kapan ibuku bisa merengkuh cita-citanya tersebut? 

Dulu, berhaji saat sudah berusia tua adalah hal yang biasa. Pertama, hal ini disebabkan karena tabungan untuk haji memang dikumpulkan dari penjualan hasil pertanian yang juga baru bisa dinikmati setelah setahun masa tunggu. 

Kedua, mereka menghendaki bahwa berhaji merupakan kerja terakhir dalam hidup mereka. Sehingga ketika berhaji mereka sudah lepas dari urusan dunia. Atau paling tidak, urusan anak sudah tak ada. Anak-anak sudah mentas semua. Anak-anak sudah mempunyai kehidupan masing-masing. 

Ketiga, mereka memang ingin sekali meninggal di tanah suci.  Keberkahan tanah suci ingin diraihnya.  Meninggal ketika berhaji bukan malapetaka tetapi berkah yang sangat diharapkan karena urusan dunia sudah tak ada lagi. 

Kemudian, untuk saat ini, berhaji ketika usia sudah menua memiliki alasan lain.  Alasannya adalah karena keterbatasan kuota haji. Sehingga semua calon haji harus mengantre. 

Lebih menyedihkan karena antrean akan semakin panjang setiap tahunnya. Bahkan ada daerah yang panjang antrean nya hingga 40 tahun.

Jika demikian adanya, terus kapan saya akan bisa berhaji? 

Usia saya sekarang sudah 50 tahun. Haruskah saya berhaji ketika usia saya sudah berjumlah 90? Semoga usia saya sampai segitu. Bagaimana jika tidak? Haruskah membuang hasrat untuk menemui Tuhan di Rumah Sucinya? 

Sampai saat ini, akhirnya saya belum juga daftar haji. Karena kegamangan usia tersebut. 

Akan tetapi, jika saya bisa menabung tabungan haji lebih rajin. Dan kemudian bisa berangkat haji dengan jalur plus, kemungkinan usia masih bisa dikejar. 

Dan #TabunganHajiDanamonSyariah bisa menjadi salah satu pilihan ketika saya mendaftarkan keberangkatan haji plus tersebut. 

#Tabungan #haji #Danamon #Syariah, saya yakin juga sudah menerapkan konsep tabungan yang Islami. Bagaimana pun juga kepergian haji seseorang tidak boleh dinodai oleh satu sen pun uang yang masih diragukan kehalalan nya. Apalagi jika uang tersebut jelas jelas haram. 

Embel-embel syariah bukan cuma sekadar embel-embel belaka. Ada regulasi yang jelas tentang keketatan dalam hukum agama. 

Apa yang terjadi terhadap ibu saya dan saya, tak boleh terjadi kepada anak saya.  Ketika nanti saya mendaftarkan diri berangkat haji, saya akan sertakan pula pendaftaran untuk anak saya. 

 Jika demikian adanya, saya suatu saat akan datang ke Bank Danamon Syariah. Saya akan tanyakan tentang bagaimana proses mendaftarkan diri sebagai peserta tabungan haji Danamon Syariah. Akan saya pilih untuk diri sendiri jalur plus. 

Sedangkan anak saya, yang memang masih muda, tak perlu ikut haji plus. Cukup ikut haji biasa. Karena saya berharap, tabungan haji anak saya bukan dibayari oleh saya sendiri sebagai orang tuanya. Saya berharap, anak anak saya berhaji dengan tabungan yang dirintis dari keringat sendiri. Dari sisihan uang jajan sendiri. 

Mereka akan ikut gelombang baru. Berhaji kala muda atau haji muda.  Banyak keuntungan jika anak saya melaksanakan haji muda. 

Terutama sekali, keuntungan haji muda adalah tenaga yang masih kuat. Berhaji bukan hanya ibadah ruhani. Berbeda dengan ibadah ibadah lainnya, dalam menjalankan ibadah yang satu ini, seorang muslim juga harus mempersiapkan biaya yang tidak sedikit. 

Lebih dari itu, berhaji juga sangat memerlukan tenaga yang besar. Apalagi jika ibadah haji waktunya datang bersamaan dengan musim dingin yang sangat dingin sekali. Atau pada saat kondisi musim sangat panas sekali. 

Kondisi demikian sangat membutuhkan tenaga yang banyak. Apalagi jika tempat mabit atau hotel kita jaraknya jauh dari Masjidil Haram. 

Haji muda atau haji milenial memang harus direncanakan dengan baik.  Perencanaan yang paling diperlukan adalah pembiayaan. Dan pembiayaan haji muda atau milenial bisa dilakukan melalui salah satu Bank yang memiliki reputasi baik di negeri ini yaitu Bank Danamon Syariah. 

Melalui tabungan haji Danamon Syariah, berhaji akan semakin dekat kenyataan. Kenapa tidak? 

Segerakan lah mendaftar. Sebelum segalanya terlambat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun