Temanku Terima. Karena temanku tak pernah masuk pesantren, dia tak bisa baca tulisan Arab tersebut. Kertas itu langsung dimasukkan kantong celananya yang sudah kumal.Â
Ketika si kakek pergi, temanku itu masih duduk di perempatan dekat lampu merah. Tak lama kemudian, ada orang menghampiri teman saya itu, langsung memberi uang sepuluh ribu.Â
Temanku langsung mencari warteg. Sepuluh ribu bikin kenyang juga kalau makan di warteg.Â
Seusai makan, teman saya itu bingung mau ke mana. Akhirnya, dia balik ke dekat lampu merah tempat tadi bertemu kakek itu.Â
Baru juga duduk, ada lagi datang orang memberinya uang. Di hari pertama, dia memiliki rajah itu, mungkin ada sekitar tujuh orang yang memberinys uang cuma cuma.Â
Sejak saat itu, teman saya kantongin rajah itu dan duduk dekat lampu merah. Sampai akhirnya, dia menjadi kaya dan memiliki banyak bisnis.Â
Setelah punya banyak bisnis, dia tak lagi duduk di dekat lampu merah. Dia sudah senang wisata ke mana mana.Â
Benar kan rajah juga merupakan jalan menuju kaya dan bisa menghantarkan orang yang punya berwisata e mana mana?Â
Kemudian aku tanya rajah yang dimiliki nya. Ternyata dia masih simpan.Â
Saya foto saja, saya sertakan fotonya dalam tulisan ini. Biar semua pembaca tidak penasaran.Â