Akan tetapi, di tengah ekonomi yang pertumbuhannya minus hingga 5 persen lebih, tak mungkin pemerintah bisa menanggung beban tersebut. Â Masih banyak hal lain yang dirasa lebih penting oleh pemerintah juga sudah menunggu bantuan pemerintah.Â
Demikianlah logika di balik pembukaan tempat wisata. Â
Oleh karena itu, jangan protes pembukaan sekolah dengan logika pariwisata. Â Sekolah jika belum dibuka tak mengganggu ekonomi siapa pun. Guru tetap digaji, walaupun dipotong 50 persen. Siswa juga tak terganggu ekonomi nya, paling paling terganggu jumlah uang saku nya.Â
Mungkin hanya beban kuota yang demikian santer diteriakkan. Â Walaupun kalau dihitung dengan perbandingan uang transportasi dan jajan ketika tatap muka juga masih sangat lebih kecil.Â
Anak anak mulai terganggu secara psikologis karena kelamaan di rumah. Â Akan tetapi, jika anak masuk sekolah apa juga tidak menjadi beban psikologis bagi orang tuanya?Â
Sangat beda toh?Â
Jangan lagi dong membandingkan pembukaan tempat wisata dengan sekolah. Logika nya jauh panggang dari api.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H