Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Biasa Berpikir Kreatif? Jangan Lupa Bermalas-malasan

6 Juli 2020   15:31 Diperbarui: 6 Juli 2020   15:41 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berpikir kreatif tentu berbeda dengan berpikir produktif.  Berpikir kreatif harus memiliki ketenangan dan kadang-kadang malah harus berhenti berpikir. Sedangkan berpikir produktif memang intensitasnya tinggi. 

Anak murid saya ada yang tipe berpikir kreatif dan ada yang berpikir produktif.  Anak yang berpikir kreatif biasanya dalam bertingkah agak cuek, nggampangin, dan cenderung tak serius alias bermalas-malasan. 

Sedangkan anak murid saya yang bertipe pemikir produktif, ia cenderung serius jika menghadapi masalah. Tak bisa santai jika persoalan belum bisa terselesaikan. Cenderung diam. 

Apakah salah memiliki salah satu cara berpikir film atas? 

Tidak lah. Itu sih hanya gaya saja. Tapi memang berdasarkan karakter juga.  Katanya, untuk persoalan persoalan tertentu, sangat diperlukan gaya berpikir kreatif. Dan persoalan lain memerlukan berpikir produktif. 

Kenapa kita sering menemukan jalan persoalan ketika kita sedang solat? Bahkan kunci motor yang sudah dua jam dicariin muter-muter gak ketemu, pas solat malah keinget tuh kunci motor ada di mana? 

Karena ketika kita dalam kondisi tenang, tidak memikirkan apa apa, otak kita tetap bekerja.  Berpikir kreatif memangetak bisa dipaksakan. Dia kadang harus diberi jeda, bahkan di buang dari pikiran kita. 

Bahkan ketika kita berada di antara tidur dan belum tidur pun kadang menemukan jalan keluar persoalan yang sebetulnya sudah berhari hari dipikirkan secara serius tapi belum juga ditemukan solusinya. 

Berpikir kreatif memang ketemu saat kita dalam kondisi santai. Atau, lebih ekstrem nya ketika kita bermalas-malasan.  Mengendurkan segala hal dari otak kita. 

Oleh karena itu, jangan dikira para pekerja kreatif itu suka bermalas-malasan sambil ngopi dan ngerokok setiap pagi.  Mereka sebetulnya juga sedang mempekerjakan pikiran kreatif nya. Pada saat BAB justru ketemu ahhhaaa... nya. 

Berpikir kreatif memang tidak linear. Berpikir kreatif kadang meloncat loncat dalam ketidakmungkinan.  Menerobos jalan pintas. Menarik yang bisa datang melalui hentakan. 

Anda tipe berpikir kreatif atau membutuhkan cara berpikir kreatif? Berlatihlah dengan mengistirahatkan kerja otak.  Bermalas-malasan lah.  Nanti Anda akan ketemu ahhhaaaa atau jalan keluar yang tak disangka sangka. 

Boleh dicoba. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun