Demokrasi cuma bikin bising. Semua pengin ngomong. Semua pengin didengerin. Semua merasa penting.Â
Lalu ekonomi tak bergerak karena harus diperdebatkan dulu setiap kebijakan yang hendak diambil. Â Harus melalui jalan berliku sebelum ada keputusan sehingga terlanjur tertinggal di belakang.Â
Kadang-kadang, oposisi cuma mengambil jalan asal beda. Dan semua cuma untuk kepentingan kelompok masing-masing. Sehingga, wajar jika kemudian demokrasi dipertanyakan. Â Demokrasi tak mengubah apa apa kecuali kesumpekan dalam bersuara.Â
Apalagi ketika covid-19 menghadang di depan mata. Ekonomi negara negara dengan sistem demokrasi seakan tak bergerak, selain bergerak mundur teratur.Â
Lalu, China tumbuh dengan ekonomi yang menakjubkan. Â Lalu, Amerika pun dibikin kelabakan. Â Amerika akhirnya mau tak mau menyatakan perang karena hanya itu yang dirasakan mampu membendung kebangkitan China di luar perhitungan.Â
Covid-19 pun mampu dihadang China dengan cara yang menakjubkan. Â Tak ada yang dapat menirunya dalam menghadang korona. Padahal negara negara demokrasi masih kelimpungan, kecuali Korea Selatan.Â
Jika kemudian ada ketertarikan terhadap sistem di China, hal tersebut menjadi tampak wajar belaka. Setiap keberhasilan akan selalu memunculkan peniruan.Â
Tantangan sistem demokrasi menjadi betul-betul di depan mata. Jika China nh berhasil membangkitkan ekonomi dan meredam korona, kenapa mesti berdemokrasi?Â
Demokrasi sedang diuji. Bukan hanya oleh kebangkitan ekonomi China, tapi juga bagaimana menghadapi Cobid-19. Perdebatan perdebatan demokrasi akankah mampu menghajar laju covid.Â
Negara kita juga sudah mememilih demokrasi. Dengan tambahan Pancasila. Sebuah perjalanan di antara dua karang, kata proklamator Mohammad Hatta.Â
Tapi ekonomi dan korona harus mampu kita hadapi dalam sekali dayung. Ekonomi meningkat, korona tersikat. Jika itu didapat, kita patut bangga punya sistem yang tak kalah oleh China.Â
Mau ribut berdebat? Mau memilih jalan asal beda dengan pemerintah?Â
Tapi, jangan juga tumbuh sebagai negara otoriter. Â Kecenderungan itu sudah dirasa oleh sebagian warga. Katanya Pancasila, kenapa otoriter?Â
Mari kita rawat pilihan dan warisan beharga dari para pendiri bangsa. Kita punya kepribadian sendiri. Harus kita jaga dan warisi.Â
Semoga menjadi salah satu jalan yang dapat kita tawarkan untuk dunia. Amin
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI