Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

China dan Tantangan Demokrasi

11 Juni 2020   20:18 Diperbarui: 11 Juni 2020   20:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demokrasi cuma bikin bising. Semua pengin ngomong. Semua pengin didengerin. Semua merasa penting. 

Lalu ekonomi tak bergerak karena harus diperdebatkan dulu setiap kebijakan yang hendak diambil.  Harus melalui jalan berliku sebelum ada keputusan sehingga terlanjur tertinggal di belakang. 

Kadang-kadang, oposisi cuma mengambil jalan asal beda. Dan semua cuma untuk kepentingan kelompok masing-masing. Sehingga, wajar jika kemudian demokrasi dipertanyakan.  Demokrasi tak mengubah apa apa kecuali kesumpekan dalam bersuara. 

Apalagi ketika covid-19 menghadang di depan mata. Ekonomi negara negara dengan sistem demokrasi seakan tak bergerak, selain bergerak mundur teratur. 

Lalu, China tumbuh dengan ekonomi yang menakjubkan.  Lalu, Amerika pun dibikin kelabakan.  Amerika akhirnya mau tak mau menyatakan perang karena hanya itu yang dirasakan mampu membendung kebangkitan China di luar perhitungan. 

Covid-19 pun mampu dihadang China dengan cara yang menakjubkan.  Tak ada yang dapat menirunya dalam menghadang korona. Padahal negara negara demokrasi masih kelimpungan, kecuali Korea Selatan. 

Jika kemudian ada ketertarikan terhadap sistem di China, hal tersebut menjadi tampak wajar belaka. Setiap keberhasilan akan selalu memunculkan peniruan. 

Tantangan sistem demokrasi menjadi betul-betul di depan mata. Jika China nh berhasil membangkitkan ekonomi dan meredam korona, kenapa mesti berdemokrasi? 

Demokrasi sedang diuji. Bukan hanya oleh kebangkitan ekonomi China, tapi juga bagaimana menghadapi Cobid-19. Perdebatan perdebatan demokrasi akankah mampu menghajar laju covid. 

Negara kita juga sudah mememilih demokrasi. Dengan tambahan Pancasila. Sebuah perjalanan di antara dua karang, kata proklamator Mohammad Hatta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun