Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pancasila Menolak PKI dan HTI

1 Juni 2020   05:46 Diperbarui: 1 Juni 2020   05:54 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Untung negeri ini punya Pancasila. Sehingga negeri ini tetap terjaga dalam kebersamaan. Sehingga negeri ini tetap dalam sebuah kesatuan. 

Bukan perjalanan yang mudah memang. Cukup banyak rintangan yang harus dihadapinya. Bahkan tantangan itu akan semakin berat di masa datang. 

Sesuatu yang bukan terberikan. Kitalah yang mengupayakannya. Kitalah yang menjaganya. Dari godaan godaan yang begitu menggiurkan. 

Ada PKI. Organisasi yang sudah dinyatakan dilarang. Tapi terkadang masih ada yang berhalusinasi tentang nya. Masih merasa terkorban kan. 

Ada HTI. Juga organisasi yang sudah dinyatakan haram untuk hidup di negeri ini. Tapi masih ada yang bermimpi tentang khilafah hasil hayalan palsunya. 

Dan Pancasila memang harus melawan dia itu. Dua duanya memang akan selalu mencoba mengganti Pancasila. 

Hanya itu? 

Tentu bukan. Karena Pancasila juga menentang liberalisme yang ngawur. Liberalisme yang hanya menguntungkan segelintir manusia belaka. 

Alam dan segala yang terkandung di dalamnya, jelas diamanatkan untuk kesejahteraan rakyat negeri ini. Tapi apa faktanya? Bahkan kekayaan alam itu terkadang menjadi petaka bagi penduduk setempat karena pengelolaan yang tak menghiraukan apa pun kecuali keuntungan para pencoleng ekonomi. 

Pancasila bukan cuma pengakuan semata. Kalau cuma pengakuan, para koruptor mblegedes juga sering mengaku paling Pancasilais. 

Perjalanan Pancasila selama ini dapat kita jaga. Tapi, perjalanan ke depan akan semakin sulit. Persoalan persoalan akan semakin rumit. 

Mari kita amalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, bukan cuma dipidatokan dalam hamburan kata kata kosong. 

Tak perlu juga ditatarkan. Apalagi dibakukan dan dibekukan. Kita jadikan Pancasila sebagai pedoman hidup dalam bernegara. Dalam kehidupan yang berbhineka. 

Sekaligus, kita lawan, mereka yang mencoba merobohkan Pancatdan menggantikan dengan ideologi lain. Bukan dengan teror. Bukan pula dengan kediktatoran. Kita cukup mengamalkan dalam hidup keseharian kita. 

Sudahkah Anda tidak korupsi hari ini? Kalau iya, Anda sudah Pancasila. 

Selamat Hari Lahir Pancasila. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun