Tak ada penghuni perumahan yang melayatnya. Karena kami memang tak suka.Â
Jangan saja, ada kabar yang dibawa pak erwe untuk para penghuni perumahan.Â
"Benar, Pak?"
"Iya. Di surat wasiat itu tertulis jelas. Mbah Jumirah menyerahkan rumah dan tanahnya untuk dijadikan pelebaran jalan masuk ke perumahan kita."
"Bapak liat sendiri, surat itu?"
"Saya baca dengan mata kepalaku sendiri."
Aku sendiri langsung pulang. Malu rasanya hati ini. Ternyata Mbah Jumirah tahu kebutuhan kami. Walaupun kami tak pernah baik kepadanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H