Aku hanya diam. Walaupun sedikit kesal.Â
Entah kenapa, tak ada petir dan tak ada badai. Istriku tahu tahu menghilang. Entah ke mana. Â Semua saudara saudara nya, baik yang sekota atau yang di luar kota sudah ditanya tentang keberadaan istriku, tapi hasilnya nol. Tak pernah istriku mengunjungi mereka.Â
Agak patah hati juga. Bagaimana mungkin aku bisa mewariskan buku kisah kisah Iblis ini jika aku tak punya anak? Â Bagaimana bisa punya anak, jika istri hilang begitu saja?Â
Oleh karena itu, aku hendak menceritakan kisah kisah Iblis ini kepadamu. Iya, kepadamu. Kamuuuuu.Â
Jika aku kisahkan ini kepadamu, mungkin aku melanggar sumpah, tapi di sisi lain, aku dapat menjaga kisah kisah ini agar tak hilang ditelan bumi.Â
Iblis itu bukan makhluk jahat. Itu tertera jelas dalam buku kisah kisah Iblis. Jadi kalian jangan percaya jika dikatakan bahwa Iblis adalah makhluk jahat dan seram. Â Punya taring dan tanduk segala.Â
Iblis itu makhluk ganteng. Senyumnya menawan. Â Dan tutur katanya sangat sopan. Sopan sekali. Â Bukan makhluk suka ngata ngatain. Sama sekali bukan. Kalau dibilang Iblis selalu menggunakan kata kata kotor, sudah pasti itu cerita bohong.Â
Iblis tak berumah di tempat tempat kotor. Salah banget itu. Iblis memiliki rumah yang wangi. Rumah yang rapi. Rumah yang selalu dipel bahkan setiap jam sekali.Â
Jadi jangan takut Iblis di pinggir kali. Iblis bermukim di tempat yang wah. Yang, bahkan paling wah di seluruh negeri.Â
Maaf, perasaan ku gak enak. Kapan kapan aku cerita kan lebih detil ya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H