Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Ada Tangis dan Tawa yang Merindui

18 April 2020   15:26 Diperbarui: 18 April 2020   15:30 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selalu ada rencana Tuhan untuk hidup kita.  Yakinlah itu. Untuk hidupmu sendiri. 

Dan, kemudian aku menikah. Menikahi teman sekantor. Maksud ku perempuan yang kunikahi bekerja du kantor yang sama dengan kantorku. 

Tak terlalu cantik. Juga tidak terlalu jelek. Yang jelas, senyumnya selalu membuatku ingin dekat. Kayak Abg baru pacaran ya? 

Nyaris usia 40 tahun saat aku menikahinya. Dia sendiri masih usia 26 tahun. Dan dia juga mencintaiku. Bukan paksaan kayak zaman siti Nurbaya lho? 

Dan aku berpikir satu persoalan selesai. Hidup memang harus beristri. Paling tidak, ada yang bikinin kopi. 

Lalu... 

Pada tahun kedua pernikahan, aku mulai tersiksa.  Ada saja peraturan istriku yang bikin aku tersiksa. 

Pertama, harus langsung pulang ke rumah. Kebiasaan ku sebelum menikah, aku selalu jalan dulu bersama teman-teman.  Paling cepat jam 11 baru inget kontrakan. 

Sekarang, setahun ini, tak pernah aku kongkow kongkow. Pernah sekali pulang malam, langsung ada yang ngomelin. 

Kedua, ketiga, keempat, dan seterusnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun