Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

PKS yang Kesepian

6 April 2020   16:31 Diperbarui: 6 April 2020   16:33 418
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemilihan wakil gubernur DKI sudah usai. Dengan kemenangan Riza Patria. Sesuatu yang sudah dapat diduga sebelum sebelumnya. 

Kemenangan Gerindra berarti kekalahan PKS.  Padahal PKS adalah pendukung paling loyal kemenangan Anies-sandi waktu pilgub DKI yang lalu. 

Ketika Sandi maju mendampingi Prabowo sebagai calon wakil presiden, maka kursi nomor dua di DKI pun kosong.  PKS yang bersama Gerindra mendukung pasangan pemenang pilgub DKI sudah bersorak. Jatah wagub diharap harap akan menjadi jatahnya karena Anies sendiri dulu diajukan oleh Gerindra.  Sehingga mundur nya Sandi akan menjadi hak PKS. 

Namun, berbulan bulan durian runtuh yang diharapkan PKS tidak juga didapatkan. Kesan yang terlihat, Gerindra tak mau memberikan kursi itu. Agak aneh, memang. Tapi, itulah politik. 

Perubahan politik di tingkat nasional sudah pasti berdampak pada konstelasi politik di DKI.  Bergabungnya Gerindra ke dalam pemerintahan Jokowi dan mendapatkan dua kursi kabinet, membuat Gerindra DKI juga tak bisa tidak ikut gerbong koalisi pemerintahan pusat. 

Akibatnya, kursi nomor 2 DKI semakin dekat ke Gerindra daripada PKS. Walaupun PKS sudah mengalah dengan mengubah calon wagubnya yang tadinya dua duanya dari PKS, berubah menjadi satu PKS dan satu Gerindra. 

PKS menjadi sendirian, baik di pemerintahan pusat maupun DKI.  Dan dari awal juga mungkin sudah merasa kalau akan kalah juga. 

PKS memang sebaiknya menjadi oposisi saja.  Lebih greget. Daripada menjadi pecundang dalam permainan politik di pusat maupun DKI. 

Dok pri
Dok pri
Ya, mungkin bisa sih berkoalisi dengan Demokrat. Tapi, demokrat juga selalu mencari celah untuk kepentingan sendiri.  Lihat saja, pasca pilpres ketika Demokrat mencoba peruntungan masuk koalisi pemerintahan walaupun akhirnya belum bisa menghapus luka politik bertahun-tahun lalu. 

Ya, PKS memang konsisten. Walaupun kadang harus diterjemahkan dengan arti naif.  Karena politik punya seninya sendiri. 

Dan selamat untuk wagub baru. Mudah mudahan kerja Anies menjadi lebih terang setelah adanya pendamping. 

Dan PKS tak usah kecewa. Kesendirian juga enak untuk dinikmati. Sambil mencari kemungkinan menunggu pasangan setia. Walau agak mustahil, ada kesetiaan dalam politik. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun