Waktu di pesantren dulu, Kyai selalu membaca surah Al Insiroh dan Al Fiil ketika berjamaah Solat Maghrib. Â Setiap petang atau setiap solat Magrib.Â
Sudah lama sekali ingin tahu kenapa, tapi tak ada keberanian untuk melakukan nya. Â Hanya saja selalu kepikiran, kenapa Kyai yang hafal Al Quran kok membacanya surat surat pendek. Â Kenapa tidak seperti ustad ustad di kota kota yang lebih merasa keren membaca yang panjang.Â
Pertanyaan itu tetap tersimpan sampai sekarang. Â Sebagai santrinya, saya pun hanya bisa mengikutinya. Setiap berjamaah solat Magrib bersama keluarga, saya selalu membaca dua surat itu.Â
Dari lima waktu solat, kami memang baru terbiasa berjamaah sekeluarga di solat Magrib. Â Solat Isa dan Subuh saya berjamaat di musola dekat rumah. Sedang solat lainnya, terkadang kami sudah berada di tempat masing-masing.Â
Ya, paling tidak ada kebersamaan yang menyatuktkami sebagai sebuah keluarga. Â Dan rasa itu tersemai di waktu Magrib.Â
Suatu hari, saya mencarinya di dunia maya, untuk menepis keingintahuan yang begitu gede. Dan ternyata, dua surat itu memiliki keistimewaan sebagaimana arti arti kalimat kalimat nya.Â
Surat Al Insiroh dan Surat Al Fiil, keduanya turun di Makkah atau disebut surat Makkiyah. Â Surat Al Insiroh memiliki keutamaan karena bisa memberikan jalan lapang bagi pembacanya, tentunya dengan seizin Allah. Setiap membaca surat tersebut, kita seperti sedang diingatkan bahwa bersamaan (bukan setelah) kesulitan, datang pula kelapangan.Â
Maka, kita memang tak boleh pernah larut dalam kesedihan mendalam. Kita justru seakan diingatkan untuk mengambil hikmah dari segala kesulitan yang memang akan selalu datang bersama kemudahan.Â
Dan hikmah inilah yang selalu, setiap petang, setiap Magrib, saya lantunkan di dalam surat Al Insiroh. Â Sesuatu yang sangat dalam banget dalam kehidupan kita.Â
Seperti saat ini. Â Ketika negeri ini, bahkan dunia sedang dilanda pageblug, surat Al Insiroh yang kubaca setiap Magrib mengumandangkan sikap optimistis agar mengambil kelapangan atau hikmah yang datang bersamanya.Â
Surat Al Fill turun sebagai penceritaan sejarah tentang Raja Yaman bernama Abrahah yang hendak merobohkan rumah Allah, Ka'bah. Raja Abrahah di serang oleh burung burung Ababil yang melemparkan batu batuk panas sehingga mereka, pasukan Abrahah, terhinakan.Â
Sekarang sedang terjadi pageblug. Dan surat Al Fiil mengingatkan kita kepada burung burung itu. Burung burung yang memporak porandakan pasukan gajah yang begitu kuat. Apakah korona juga sedang menghajar kesombongan manusia? Entah.Â
Yang jelas, dua surat itu, masih saya baca saat Magrib hingga kini. Dan semoga pageblug ini segera berakhir. Serta kita menemukan hikmah yang semakin mendekat kan kita ke hadapan Sang Pencipta.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H