Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Kisah Perempuan yang Memiliki Mata Treyem

16 Februari 2020   08:07 Diperbarui: 16 Februari 2020   08:10 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam semakin larut, ketika perempuan itu hendak melangkah pergi. Di luar seperti ruang kosong yang kemudian disesaki sunyi. Dan ia melangkah menembus sunyi. 

Aku menatap nya dari jauh. Saat ia hendak masuk ke mobil, tampak ia ragu antara terus pulang atau hendak kembali lagi. Mungkin ada yang belum selesai ia bicarakan dengan laki-laki itu. 

Di pojok ruangan itu kosong. Karena perempuan itu selalu duduk sendiri. Menurut penglihatanku. Namun, sering aku melihat nya seperti sedang bercakap-cakap mesra dengan laki-laki yang ada di depan nya. 

Mungkin ada laki-laki imajiner di depan perempuan itu yang selalu menemaninya ngopi. 

Setiap perempuan itu pergi, pelayanan selalu mengemasi dua cangkir di bekas mejanya. Dan tak mungkin perempuan itu menghabiskan segitu banyak kopi. 

Pernah aku ketemu berpapasan dengan perempuan itu. Dan saat itu, aku tepat memandang ke bola matanya. Beda memang. Mata perempuan itu Treyem.  Bahasa daerah ku yang tak mungkin aku Indonesia kan karena tak ada padanannya. 

Mata itu menyorot antara tegas, teduh, dan merajuk. Itulah mata Treyem.  Mata milik perempuan itu. Dan menurut nenekku, mata seperti itu hanya dimiliki oleh sepuluh wanita paling beruntung di dunia. 

Perempuan bermata Treyem akan selalu bernasib baik. Kecuali dalam persoalan laki-laki.  Dalam soal yang satu ini, perempuan treyem akan selalu menemui laki-laki yang kemudian tersedot ke dalam matanya. Menyerah dan kemudian hilang. 

Mungkin kah mata itu yang membuat perempuan itu selalu duduk sendiri dengan laki-laki imajinernya? 

Ah, biarlah. Aku cukup menikmati dari jauh. 

"Ada apa, Mas? " tanya seorang perempuan di belakang ku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun