Seorang kepala sekolah dicopot karena ada perundungan di sekolah tersebut. Berita seperti ini merupakan salah satu berita terlucu. Karena, yang memecat kepala sekolah pasti tidak tahu persis bagaimana sekolah sudah mati matian mencoba untuk meniadakan perundungan di sekolah.Â
Kalau baca komentar netizen malah kadang lebih parah lagi, guru gurunya juga disuruh dipecat juga. Pasti mereka hanya modal emosi mendengar belum tuntasnya persoalan perundungan di sekolah.Â
Jika, dan pasti akan tentu berbeda jika  mereka tahu betapa guru guru, karyawan, apalagi wakasek kesiswaan, guru bk, wali kelas, juga tentunya kepala sekolah sudah berusaha sehabis habisnya untuk menghilangkan perundungan di sekolah.Â
Ketika mereka baru mau menapaki lantai sekolah, mereka sudah diberi lembar perjanjian untuk tidak melakukan perundungan, disertai materai. Â Kemudian ketika hari pertama masuk sudah dijelaskan aturan sekolah, dan salah satu poinnya adalah langsung dikeluarkan dari sekolah jika melakukan perundungan.Â
Kemudian ketika sudah mulai efektif sekolah, ada pengembangan karakter. Salah duanya, bersikap saling menyayangi sebagai sebuah keluarga besar. Bersikap sopan kepada siapa pun.Â
Setiap upacara bendera selalu diselipkan pesan agar mengingat tatib sekolah. Â Terus apa lagi?Â
Wali kelas juga tak bosan bosan nya melakukan pembinaan kelas. Guru bk melakukan bimbingan, baik individu maupun kelompok.Â
Sekolah juga bekerja sama dengan kepolisian setempat. Ada polisi dari polsek yang sekali sekali menjadi pembina upacara. Dan selalu diselipkan tentang bahaya narkoba, tawuran, dan perundungan.Â
Lalu kenapa masih juga ada anak bermasalah? Kenapa masih ada perundungan di sekolah?Â
Setiap tahun selalu ada yang tamat dari sekolah. Setiap tahun juga pasti ada yang diterima di sekolah tersebut sebagai murid baru.Â
Setiap tahun pula, kami mengulang hal yang sama kepada murid baru. Membimbing mereka agar visi sekolah tercapai. Apa visi sekolah? Ya, keberhasilan anak anak kami untuk menjadi manusia yang berilmu artinya diterima di sekolah lebih lajut yang lebih baik. Juga anak anak yang beriman, berakhlak dan berwawasan lingkungan.Â