Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Anak-anak Bermasalah, Kok Guru Disalahkan?

15 Februari 2020   06:51 Diperbarui: 15 Februari 2020   06:55 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang kepala sekolah dicopot karena ada perundungan di sekolah tersebut. Berita seperti ini merupakan salah satu berita terlucu. Karena, yang memecat kepala sekolah pasti tidak tahu persis bagaimana sekolah sudah mati matian mencoba untuk meniadakan perundungan di sekolah. 

Kalau baca komentar netizen malah kadang lebih parah lagi, guru gurunya juga disuruh dipecat juga. Pasti mereka hanya modal emosi mendengar belum tuntasnya persoalan perundungan di sekolah. 

Jika, dan pasti akan tentu berbeda jika  mereka tahu betapa guru guru, karyawan, apalagi wakasek kesiswaan, guru bk, wali kelas, juga tentunya kepala sekolah sudah berusaha sehabis habisnya untuk menghilangkan perundungan di sekolah. 

Ketika mereka baru mau menapaki lantai sekolah, mereka sudah diberi lembar perjanjian untuk tidak melakukan perundungan, disertai materai.  Kemudian ketika hari pertama masuk sudah dijelaskan aturan sekolah, dan salah satu poinnya adalah langsung dikeluarkan dari sekolah jika melakukan perundungan. 

Kemudian ketika sudah mulai efektif sekolah, ada pengembangan karakter. Salah duanya, bersikap saling menyayangi sebagai sebuah keluarga besar. Bersikap sopan kepada siapa pun. 

Setiap upacara bendera selalu diselipkan pesan agar mengingat tatib sekolah.  Terus apa lagi? 

Wali kelas juga tak bosan bosan nya melakukan pembinaan kelas. Guru bk melakukan bimbingan, baik individu maupun kelompok. 

Sekolah juga bekerja sama dengan kepolisian setempat. Ada polisi dari polsek yang sekali sekali menjadi pembina upacara. Dan selalu diselipkan tentang bahaya narkoba, tawuran, dan perundungan. 

Lalu kenapa masih juga ada anak bermasalah? Kenapa masih ada perundungan di sekolah? 

Setiap tahun selalu ada yang tamat dari sekolah. Setiap tahun juga pasti ada yang diterima di sekolah tersebut sebagai murid baru. 

Setiap tahun pula, kami mengulang hal yang sama kepada murid baru. Membimbing mereka agar visi sekolah tercapai. Apa visi sekolah? Ya, keberhasilan anak anak kami untuk menjadi manusia yang berilmu artinya diterima di sekolah lebih lajut yang lebih baik. Juga anak anak yang beriman, berakhlak dan berwawasan lingkungan. 

Nah, setiap tahun pula kami identifikasi siapa siapa saja calon siswa bermasalah. Potensi siswa bermasalah selalu berangkat dari titik di luar sekolah. Titik itu adalah rumah.  Anak anak yang berangkat dari keluarga bermasalah selalu berada pada posisi rentan masalah. 

Apa masalah selama ini? 

Banyak juga. Hanya saja, paling banyak berdampak pada anak-anak adalah perceraian orang tua mereka.  Bagi anak anak dari keluarga mampu terkadang bermasalah secara psikologis dan jika keluarga besar baik, maka sama sekali tak terlihat dampak nya di lingkungan sekolah. 

Hanya saja, jika hal ini terjadi pada keluarga tidak mampu, maka anak dari keluarga bermasalah tersebut akan sangat berdampak pada prilaku anak.  Karena tekanan nya bertambah pada persoalan ekonomi juga. 

Perhatian orang tua memang sangat diperlukan oleh anak remaja ini. Berantakan nilai di rumah maka beantakan pula nilai kehidupan mereka secara keseluruhan. 

Hanya perceraian? Tidak! Faktor kekurangan perhatian keluarga menjadi lebih banyak diderita anak perkotaan yang berekonomi lemah. 

Kekerasan di keluarga juga sering dijumpai. Anak anak yang melakukan kekerasan di sekolah, Rata-rata adalah mereka yang mengalami kekerasan dari orang orang terdekatnya di rumah. 

Bukan bermaksud membela diri. Persoalan perundungan selalu berakar dari rumah.  Hampir sulit ditemukan jika perundungan dilakukan oleh anak anak dengan latar belakang keluarga yang penuh perhatian dan kasih sayang. 

Perundungan adalah persoalan bersama. Mari kita bekerja bersama. Jangan selalu beranggapan sekolah lalai dan pasti lalai jika di sekolah tersebut ada perundungan. 

Meski apa lagi yang harus dilakukan pihak sekolah? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun