Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Rugi Waktu

14 Juni 2019   19:52 Diperbarui: 14 Juni 2019   20:00 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Naik kendaraan umum itu rugi di waktu.  Liat saja kalau ngetem.  Tiap ada pertigaan dingetemin,  gimana waktu gak ilang percuma? 

Persoalan nya di manajemen.  Itu pun mereka punya manajemen.  Seperti angkutan umum atau angkutan massal itu jalan sendiri.  Bodo amat! 

Coba saja kalau mereka diatur dengan baik.   Tak ada angkutan umum ngetem.  Pasti orang akan tertarik naik angkutan massal.  Tapi kalau saat ini naik angkutan umum,  berarti buang buang waktu percuma di jalanan. 

Bisa!  Sangat bisa.  Misalnya saja setiap tiga atau lima menit ada angkutan massal,  pasti orang akan senang menggunakan nya.  Sekarang?  Benar benar gak pasti.  Bisa lima menit.  Bisa sepuluh menit.  Bahkan kadang bisa tua nungguin. 

Padahal kita butuh banget waktu.  Kalau berangkat kerja,  biar cepat kerjaan terselesaikan.  Kalau pulang,  biar cepat bercengkrama dengan keluarga. 

Bus Way misalnya.  Jalanan khusus nya selalu di serobot kendaraan pribadi.  Sehingga,  bus way sering harus ikut sabar dalam kemacetan.  Padahal,  maksud dari jalur sendiri adalah agar mereka tak terkena macet. 

Jangan tanya angkot. 

MRT jelas lebih baik.  Manajemen MRT sudah bisa diandalkan.  Sebentar lagi LRT.  Saya rasa,  tidak jauh dari keberhasilan MRT. 

Kereta Komuter line juga sudah bagus.  Bisa diandalkan. 

Persoalannya,  MRT dan LRT cuma ada dua.  Di HI Lebak Bulus.  Dan satunya lagi di Kelapa Gading Rawamangun.  Terus, kalau aku tinggal di Cililitan? 

Perlu  perbaikan lebih konsisten.  Sehingga,  masyarakat lebih memilih angkutan massal.  Motor untuk di rumah saja. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun