Politik memecah, agama menyatukan. Â Politik agama memecah persatuan.Â
Kembalikan agama menjadi fitri. Â Agama sebagai pembela kemanusiaan. Â Agama keberpihakan. Â Berpihak pada mereka yang dikalahkan.Â
Tuhan mengutus para Rasul-Nya agar manusia tidak semakin tersesat. Â Agar manusia tidak meninggalkan fitrahnya sebagai manusia.Â
Manusia tak usah menjadi Fir'aun laknatullah. Â Fir'aun yang kehilangan kemanusiaan nya tapi melawan saat diberikan peringatan melalui Musa.Â
Namrudz yang juga kehilangan kemanusiaan tetapi tetap tak mau sadar, Â saat Ibrahim mencoba mengembalikan kemanusiaan nya.Â
Saat seorang manusia kehilangan kemanusiaan nya, Â maka pada saat yang sama, Â penindasan menjadi pemandangan yang nyata. Â Dan agama melalui para rasul yang diutus Tuhan berupaya mengembalikan nya.Â
Seperti juga Rosulullah. Â Mengembalikan manusia ke sisi kemanusiaan nya. Â Manusia sebagai makhluk dan sebagai kholifah fil ard.Â
Ketika Tuhan tak lagi mengirim para Rasul-Nya, Â maka ajaran-ajaran rosul itulah sebagai pembimbing manusia.Â
Ramadan. Â Sebuah ajaran Tuhan agar manusia kembali ke fitri. Â Kembali ke kemanusiaan nya. Â Agar manusia tak terpeleset kembali ke dunia binatang. Â Atau ke dunia setan penuh kekufuran.Â
Keberhasilan melewati Ramadan dirayakan dengan kembali ke fitri. Â Allahu Akbar berkumandang ke seantero penjuru.Â
Di hari yang fitri ini, Â kita hanya mampu mengingat berbagai macam kesalahan. Â Dan di hari yang fitri ini kita kembali dipersatukan.Â
Kita adalah Indonesia, Â Rahmat Tuhan yang tiada tara nya. Â Tanpa rumah Indonesia, kita akan terkoyak dalam penderitaan panjang.Â
Berkaca pada nasib Suriah, Yaman, Libya, dan Afganistan. Â Ketika mereka saling koyak terhadap rumah mereka sendiri, Â maka sesungguhnya mereka sedang mengoyak kemanusiaan yang difitrahkan kepada mereka.Â
Dan kita semua menolak itu. Â Kita akan jaga nikmat Allah ini. Â Negeri penuh berkah ini. Â Negeri yang kita semua cintai sepenuh hati.Â
Dan fitri tahun ini, Â telah mengembalikan kebersamaan kita. Â Lupakan politik yang memecah belah itu. Â Lupakan para provokator tanpa nurani itu.Â
Lalu, nikmat apa lagi yang hendak kau dustakan?Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI