Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Anies Bisa Jadi Presiden, Jika...

2 Juni 2019   08:19 Diperbarui: 2 Juni 2019   08:23 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Menjadi gubernur di DKI memang sebuah keuntungan tersendiri.  Contohnya saja Jokowi.  Hanya dalam waktu 2 tahun saja langsung elektabilitas menjadi paling puncak.  Dan sekarang masih bisa nongkrong di Medan Merdeka Utara untuk waktu 5 tahun ke depan. 

Hampir banyak contoh keuntungan calon presiden dari penguasa ibukota negara tersebut. 

Dan Anies Baswedan,  yang sekarang menunggui kursi Balai Kota,  menjadi manusia paling beruntung untuk tahun 2024. Hanya saja perlu beberapa syarat untuk mengikuti jejak Jokowi berhasil menggeser kursinya dari Medan Merdeka Selatan ke Medan Merdeka Utara. Hanya beberapa meter kan? 

Pertama,  Anies Baswedan harus menunjukkan prestasi kerja,  bukan prestasi bicara.  Selama satu tahun lebih di Balai Kota,  berita yang muncul ke permukaan masih berita berita minus prestasi kerja dan lebih banyak pertunjukan permainan kata kata. 

Permainan kata kata paling anyar dan cukup banyak dipertanyakan adalah penggunaan kata "drainase vertikal" Padahal maksudnya hanyalah biopori. 

Kedua,  jangan mengambil oposisi terhadap presiden.  Kebetulan,  presiden negeri ini saat ini adalah Jokowi.  Jadi,  jangan beroposisi dengan Jokowi.  Kerugian amat besar,  jika Anies Baswedan mengambil sikap beroposisi terhadap Jokowi.  Karena kesana besarnya,  masih ada dendam di hati Anies Baswedan atas pemecatannya sebagai menteri pendidikan. 

Rakyat tak mau ada pemimpin pendendam.  Rakyat ingin pemimpin yang memiliki dada lapang.  Bisa melihat bagaimana Pak SBY bisa tinggal diam periode di Medan Merdeka Utara.   Karena kesabarannya dalam menghadapi serangan.  

Tak ada sejarah di negeri ini,  kursi kepemimpinan di berikan kepada orang yang garang menyerang musuh musuhnya.   Rakyat Indonesia lebih bersifat melankolis.  Cenderung memilih orang yang teraniaya. 

Ketiga,  berperanlah sebagai pemimpin semua warga.  Masih terkesan sikap partisan Anies Baswedan.   Lihat saja komentar dan tindakan nya pada peristiwa 22Mei. Sikap Anies Baswedan pada kejadian makar tersebut masih terlihat dengan jelas masih berat sebelah. 

Padahal,  jika Anies ingin naik pangkat,  dia harus mulai berpikir di atas semua golongan.  Jangan terus terusan terjebak dukungan pilkada DKI.  Kalau dukungan pilkada DKI saja sudah membuat Anies Baswedan kerdil,  bagaimana bisa menjadi seorang presiden? 

Keempat,  Anies harus kembali menjadi Anies yang dulu.  Anies yang masih berpikir kritis.   Anies yang berpikir terbuka.  Dan Anies yang berjiwa Indonesia. 

Jika keempat hal tersebut bisa dilakukan oleh Anies, maka kans Anies menggeser kursi nya dari Medan Merdeka Selatan ke Medan Merdeka Utara menjadi sesuatu yang paling memungkinkan di banding gubernur lain di negeri ini.  Bahkan lebih dekat dari Puan yang sudah menjauh ke Senayan.  Juga dari AHY yang mungkin juga baru se kapasitas menteri.  Dari Sandiaga yang sudah terlihat kurang kuat sebagai pemimpin. 

Tapi ada Ridwan Kamil.  Orang Bandung yang sudah mulai melangkah dengan langkah pasti menuju Jakarta.  Ridwan Kamil sudah membawa segudang prestasi.  Juga sikap kenegarawanan yang lumayan menumpuk. 

Ketika Ridwan Kamil sudah menumpuk bekal,  Anies masih bermain kata kata.  Tapi waktu masih cukup bagi Anies Baswedan berubah haluan. 

Kita tunggu saja,  siapa layak mendapatkan berkah bisa duduk di singgasana yang akan ditinggalkan Jokowi di tahun 2024 tersebut.  Bersabarlah sedikit. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun