Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Oportunisme Demokrat?

6 Mei 2019   20:58 Diperbarui: 6 Mei 2019   21:08 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Kunjungan AHY ke Istana benar benar menohok capres 02.  Bahkan saking emosi nya,  kunjungan menjenguk ibu Ani pun ditunda atau mungkin malah dibatalkan. 

Kemarahan terhadap Demokrat sudah terasa saat Amin Rais menyindir nya sebagai sikap abu abu.   Sindiran yang cukup keras dari seorang Amin Rais wajar saat mereka merasa kerja Demokrat kurang maksimal. 

Sikap AHY menemui Jokowi bahkan dianggap sebagai telikungan di saat,  mereka merasa kekalahan sudah di depan mata.   Dan napsu menang mereka sudah tak tertahan lagi sehingga apa pun seakan dihalalkan nya. 

Kalau membaca tweeter,  saya malah ngeri sekali membaca komentar pendukung capres 02 yang merasa dikhianati AHY dan Demokrat nya. 

Benarkah Demokrat oportunis sebagaimana tuduhan mereka? 

Seorang SBY,  yang sudah selama dua periode menduduki kursi di gedung Medan Merdeka Utara,  jelas orang yang paham dan sangat mencintai negara ini.  Apalagi latar belakang militer yang sudah diemban nya mulai dari bawah hingga jendral. 

SBY melihat kelakuan BPN sudah tidak rasional.   Politik tak bisa dibuat mati matian.   Politik justru sebuah seni untuk mencari kompromi jalan terbaik untuk negeri ini. 

Jika BPN menutup dialog dengan Jokowi maka yang berbahaya adalah masa depan negara.   Pertaruhan nya terlalu besar. 

Sebagai seorang negarawan,  SBY masih menganggap dialog sebagai solusi terbaik.   Persaingan menuju kursi presiden cukup pada saat kampanye.   Seusai pemilihan,  semua harus kembali lagi.   Tidak boleh keterbelahan pada saat kampanye malah dipelihara dan dipupuk. 

Ide ide gila yang didengungkan pendukung 02 juga membuat jiwa negarawan SBY bangkit.   Tidak ada people power untuk menyelesaikan masalah.   Hanya manusia gila yang menggagas hal demikian. 

Sayang,  capres 02 kurang mempercayai hubungan hubungan resmi seperti antarpartai.  Hubungan justru erat sama orang orang nonpartai yang justru membawa misinya sendiri. 

Keterjebakan capres 02 ini yang kemudian memunculkan sindiran "setan gundul" Andi Arif.   Demokrat seperti nya gregetan dengan cara capres 02 memutuskan sesuatu yang tidak berdasarkan hasil dialog antar partai. 

Jelaskan, kalau Demokrat bukan oportunis?   Justru SBY tetap merawat akal sehat untuk masa depan negeri yang sudah dipimpinnya selama sepuluh tahun. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun