"Kenapa?"
"Dia kemarin kena musibah. Â Tabrakan. Â Teman teman sudah pada nyumbang. Â Kebetulan banget, ketemu kamu."
Aku inget banget. Â Berkali kali aku dibantu dia. Dia sudah seperti kakakku sendiri.
Tak banyak ngomong, aku buka dompet, dan aku langsung memberikan nya. Â Aku tak mungkin mengabaikan orang yang begitu besar jasanya. Â Bahkan ada cerita aku dan Jenal tapi tak mungkin aku menceritakan nya di sini.
Aku selesai makan. Â Si Rosan juga pamitan. Â Dan hp ku bergetar.
"Saadi?"
"Iya."
"Aku Jenal. Kalau ketemu Rosan hati hati ya..."
"Iya."
Jawabku pendek.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H