Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sepenggal Kisah Tentangmu

6 November 2018   13:16 Diperbarui: 6 November 2018   13:35 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini bukan cerita fiksi.  Apalagi fiksi murahan.  Ini kisah tentangmu.  Iya, tentangmu.

Sebelum nya aku tak peduli.  Hingga kini juga tak peduli.  Aku cuma mau cerita saja.  Tapi bukan cerita fiksi.  Ini cerita tentang mu.  Iya, tentangmu.

Aku sendiri mengagumimu. Sangat mengagumi.  Bahkan bisa dibilang takjub.  Ketika logika sudah tertunduk kan, itulah makna takjud dalam kbbi (kamus besar bahasa Indonesia).  Dan ketika melihat dan mendengar tentang kisahmu, aku memang mendadak kehilangan sikap kritis bahkan otakku memang benar benar minta pensiun dini.

Kamu dulu hidup di kampung, waktu masih kecil.  Lahir dari keluarga besar.  Saudaramu ada dua belas.  Itu pun sudah tak dihitung, saudara saudara mu yang menghembuskan nafas waktu dia masih bayi.

Lalu kamu pergi ke kota, ya, kotaku ini.  Sebagai gadis kecil yang lugu.  Tak tahu apa apa tentang kota.  Juga lelakinya.

Terus kamu jatuh ke lembah kelam.  Lalu ketemu aku.  Dan aku jatuh cinta padamu.  Terus menikah.  Dan kita punya anak.

Aku tak peduli.  Mesti kamu sudah dianggap orang hanya setengah manusia.  Aku mencintaimu setulus hati.  Aku hanya tahu kamu.  Karena aku pun tak pernah jelas asal usulnya.

Aku berjuang hingga sekarang menjadi anggota dewan yang terhormat.  Aku merebut kursi itu dengan mengorbankan semua nilai moral yang ada, maka aku tak mungkin menghakimi mu.

Aku mencintaimu.  Dan sepenggal kisah ini, tak mungkin membuat cintaku luntur.  Biarlah kisahmu menjadi milikmu. Simpanlah sebaik mungkin.

Aku ... Ah, sudahlah.  

Aku tak ingin menjadi tokoh apa pun dalam kisah itu.  Aku biar dalam kisahku sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun