Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Rumah Belajar, Jembatan Menuju PembaTIK

10 September 2018   10:26 Diperbarui: 10 September 2018   10:56 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Guru IPA mampu menghadirkan ruang angkasa dalam ruang kelas.  Guru bahasa Indonesia mampu menghadirkan cerita yang tak hanya huruf-huruf, tapi sudah menjangkau trik-trik fantastik imajiner yang sangat memukau anak-anak milenial.

Lalu kenapa guru masih belum beranjak ke TIK dalam pembelajarannya?

Inilah persoalannnya.  Masih banyak guru yang belum mampu menyajikan sumber belajar yang bagus yang mampu membangunkan imajinasi peserta didik karena kadar TIK yang luar biasa.  Kemampuan TIK guru masih di bawah rata-rata.  Paling banter hanya berhenti pada kemampuan menggunakan windows word atau exel.

Itu pun guru-guru di perkotaan.  Guru-guru di pelosok negeri biasanya belum bersahabat dengan TIK.  Mereka belum tersentuh pelatihan-pelatihan TIK.

Bagaimana menyiasatinya?

Rumah Belajar!  Ya, Rumah Belajar adalah jembatan untuk semakin menge-TIK-kan pembelajaran.  Guru yang belum mampu atau belum memiliki waktu untuk membuat pembelajaran dengan TIK (PembaTIK), dapat menggunakan fitur-fitur yang ada di Rumah Belajar.

Selama ini memang belum maksimal upaya mempromosikan Rumah Belajar sebagai penyedia konten-konten pembelajaran berbasis TIK yang sangat luar biasa.  Seperti penulis alami sendiri ketika melakukan sosialisasi Rumah Belajar di kelompok MGMP Jakarta Timur 1.  Dari sekitar 80-an guru yang hadir, hanya 1-2 orang guru yang sudah pernah membuka Rumah Belajar.  Kondisi ini jelas sangat memperihatinkan.

Rumah Belajar memiliki posisi strategis sebagai jembatan para guru dalam melakukan pembelajaran berbasis TIK.  Tapi, masih banyak guru belum mengetahuinya, apalagi memanfaatkannya secara maksimal.

Untung ada lomba Duta Rumah Belajar.  Melalui Duta Rumah Belajar telah dilakukan promosi masif terhada keberadaan Rumah Belajar.

Ke depan, semoga Rumah Belajar, bisa betul-betul memosisikan diri sebagai jembatan emas para guru menuju pembaTIK. Amin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun