Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik

Amin Terlanjur Membenci Jokowi

26 Maret 2018   11:36 Diperbarui: 26 Maret 2018   12:08 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Masalahanya ada di kebencian itu.  Kebencian adalah petaka.  Bagi siapa saja.  Orang biasa atau pun orang luar biasa.  Kebencian pasti akan menelan bulat-bulat pemiliknya.

Jauhi kebencian!

Apapun kondisimu; marah, sakit, sedih, harus selalu hindari dari kebencian.  Karena kebencian adalah awal dan sekaligus akhir perjalanan.  Jika kita tidak segera menyadari, kita akan menjadi lahapan kebencian.

Hindari kebencian!

Agama apa pun selalu melarang setiap dari umatnya untuk memiliki, apalagi beternak kebencian.  Tak ada agama yang membolehkan kebencian, asal ...  Kebencian tetap kebencian.  Buang jauh-jauh dari hidup kalian.  Juga hidup kita.

Kebencian akan menjadikan kita tak mampu berbuat adil.  Kebencian akan menutup sebelah dan akan memperbesar seblah yang lainnya.  Kebencian hanya akan melihat sisi buruk.  Bahkan dari perbuatan yang baik.  Apalagi perbuatan yang buruk.

Kebencian akan menutup dari sisi positif.  Sisi positif selalu dinafikan.  Sisi positif akan selalu berusaha untyi dienyahkan.

Maka, kebencian hanya akan membuat kritik menjadi arena untuk menjegal dan menjatuhkan.  Tak ada kepuasan sebelum segala keburukan menimpa terhadap orang yang dibenci.

Dan seorang Amin Rais, selalu tampak dengan kemampuan lebihnya dalam melihat sisi jelek dan negatif dari seorang presiden yang sudah jelas-jelas syah menduduki kursi itu.  Selalu saja suara sumbang keluar dari Amin Rais untuk Prsedin Jokowi.

Aneh, juga kalau seorang Amin tak mampu berdiri, anggaplah seperti Prof. Mahfud.  Yang selalu bisa melihat dari dua sisi.  Ketika ada sisi baik dan buruk maka beliau kemukakan dua-duanya dengan adil.  

Jokowi bukan malaikat tapi juga bukan setan.  Tak selalu benar juga tak selalu salah.  Mari kita melihatnya atau mengkritiknya dengan adil, bukan kebencian.

Caranya?  Mampu melihat dari dua sisi.  Mengakui baiknya, juga mengkritik buruknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun