Dua minggu menjadi sopir pribadi Pak Dirjen, sungguh sungguh menyenangkan.
Orangnya baik.
Sering aku diajak makan di tempat yang kebayang pun belum pernah. Â Harganya pasti bukan lagi selangit, mungkin bahkan dua langit, atau tiga langit.
Tidak dipisah. Â Diajak makan satu meja. Diajak ngobrol seperti teman dekat saja.
Pak Dirjen memang tinggal di rumah sendirian. Â Saya tak tahu tentang istri dan anak anaknya.
"Kamu punya anak?" tanya Pak Dirjen suatu pagi.
"Punya, Pak. Dua."
"Sepasang?"
"Iya. Pertama perempuan. Yang kedua jagoan."
"Wah. Lengkap deh."
"Iya, Pak."