Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Tiga Hati dalam Gelas (34)

19 April 2016   17:16 Diperbarui: 19 April 2016   17:25 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Guru yang tak bisa IT, akan dijadikan tata usaha," tertulis di koran lainnya lagi.

Guru mana yang tak muak dengan ancaman-ancaman itu.  Sertifikasi kan baru beberapa tahun, sedangkan penderitaan guru yang harus hidup dengan gaji yang tak cukup sebulan sudah berlangsung puluhan tahun.  Toh guru tak mengeluh. 

Diah sering sedih kalau membaca aneka ancaman dari para pejabat terhadap guru-guru yang baru saja mengecam manisnya sertifikasi.  Apalagi untuk guru-guru tertentu hanya akan mendapat manisnya sertifikasi untuk beberapa bulan ke depan.  Pejabat-pejabat itu justru pejabat-pejabat di dinas pendidikan atau di kementerian pendidikan yang seharusnya melindungi dan mengayomi para guru.

Jangan bicara tentang PGRI.

Sekarang guru memang mendapat sertifikasi. Itu pun lebih sering telat dari waktu yang seharusnya.  Bahkan di beberap tempat, masih harus dipotong oleh pejabat dinas pendidikan.  Alangkah kasihannya guru-guru itu.

Memang telah lahir guru generasi baru pula.  Guru yang berani bersifat kritis.  Guru yang tak mau diam kalau dirinya atau temannya diperlakukan tidak adil.  Guru yang sudah dapat berkomunikasi dengan koran sehingga bisa bersuara lantang memperjuangkan keyakinan dan ideologinya.

Semoga di tangan guru-guru muda ini akan lahir pendidikan yang lebih baik.

"Sudah panggil orangtua, Dikri?" tanya Pak Latif selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan.

"Wah, belum, Pak," jawab Diah.

"Kalau sudah hilang capai ibu, tolong panggil orangtua Dikri.  Tercatat tiga hari berturut-turut tidak hadir tanpa keterangan," jelas Pak latif.

"Terima kasih, pak."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun